REPUBLIKA.CO.ID, GHADAMES -- Para perdana menteri Libya, Aljazair dan Tunisia Sabtu memutuskan untuk memperkuat keamanan perbatasan dan pasukan gabungan. Langkah tersebut dilakukan guna mengatasi tantangan regional termasuk terorisme, perdagangan senjata dan kejahatan terorganisir.
Keputusan itu diambil oleh Perdana Menteri Libya, Ali Zeidan; Perdana Menteri Aljazair, Abdelmalek Sellal; dan Perdana Menteri Tunisia, Hamadi Jebali selama bertemu di oasis Libya selatan Ghadames.
Mereka berjanji dalam rencana 11-pasal untuk membuat pos pemeriksaan perbatasan umum dan mengintensifkan kerja sama di bidang keamanan melalui patroli bersama. Ketiganya bersumpah untuk juga mengatasi kejahatan terorganisir dan terorisme.
Para perdana menteri juga membahas krisis Mali. Negara yang berbatasan dengan Aljazair dimana tentara siap untuk merebut kembali sebuah kota kunci dari kelompok militan yang mengancam untuk bergerak maju ke ibu kota setelah Prancis mengirim angkatan udara.
"Hal ini diperlukan untuk menemukan solusi politik guna mengatasi krisis ini dengan meningkatkan dialog antara pihak-pihak yang berbeda di Mali demi melestarikan kedaulatan dan kesatuan wilayahnya," kata mereka dalam satu pernyataan bersama.