REPUBLIKA.CO.ID, BUNGUI -- Presiden Republik Afrika Tengah Francois Bozize lewat dekritnya membubarkan pemerintahannya pada Sabtu (12/1) waktu setempat.
Keputusan itu muncul sehari setelah penandatanganan perjanjian antara Pemerintah Republik Afrika Tengah dengan pemberontak di Gabon pada Jumat (11/1) lalu.
Menurut perjanjian, seorang perdana menteri baru dari oposisi akan ditunjuk sampai terbentuknya pemerintah persatuan nasional untuk mengakhiri krisis politik selama sebulan di negara tersebut.
Menurut dekrit tersebut, Perdana Menteri Republik Afrika Tengah Faustin Archange Touadera juga dipecat dari kantornya.
Perjanjian Jumat lalu juga menyepakati ketentuan bahwa pemilihan legislatif dapat diselenggarakan dalam waktu satu tahun.