REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Ratusan ribu orang berencana turun ke jalan di kota Paris hari ini, Ahad (13/1). Mereka akan menolak rencana legalisasi perkawinan pasangan sesama jenis.
Penolakan itu merupakan yang pertama dilakukan warga Paris pada kebijakan Presiden Francois Hollande. Massa tersebut didukung Gereja Katolik, politisi konservatif, warga muslim, bahkan kaum homoseksual. Massa tersebut akan berkumpul di taman dekat Menara Eiffel.
Komedian asal Paris, Frigide Barjot mengatakan protes tersebut bukan merupakan gerakan anti gay, melainkan anti pernikahan sejenis. Dalam spanduknya, para demonstran menuliskan jika seorang anak butuh ibu dan ayah.
"Kita semua lahir dari seorang pria dan wanita, tetapi undang-undang akan mengatakan kebalikannya, seorang anak akan lahir dari seorang pria dan pria," kata Barjot.
Hollande berencana meloloskan undang-undang tersebut pada Juni mendatang. Dia berjanji akan melegalkan perkawinan sejenis dan adopsi ketika berkampanye.
Pernikahan sejenis telah legal di 11 negara termasuk Belgia, Portugal, Belanda, Spanyol, Swedia, Norwegia, Afrika Selatan, serta sembilan Negara Bagian AS dan Washington. Pernikahan sejenis di Paris telah ditentang pihak gereja. Mereka lebih meminta perluasan lapangan pekerjaan dibandingkan legalisasi pernikahan.