REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -— Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur Tempat Pemprosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka, Kabupaten Bandung, Pemprov Jabar memperoleh bantuan dari Jepang. Rencananya, Pemerintah Jepang akan mengucurkan bantuan sebesar Rp 465 miliar.
Menurut Kepala Dinas Permukiman dan Perumahan Jabar Eddy M Nasution, pihaknya sempat meminta bantuan anggaran dari pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur Legok Nangka lewat APBN. Tapi, pemerintah pusat memberikan bantuan tidak murni dari APBN.
''Pemerintah pusat, meminta bantuan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) Jepang,” ujar Eddy, Sabtu (12/1).
Ia menjelaskan, JICA pada 17 Januari nanti akan datang untuk membahas bantuan sebesar Rp 465 miliar tersebut. Bantuan itu, murni untuk pembangunan infrastruktur TPPAS Legok Nangka.
Pemprov Jabar, sambung dia, akan menjadikan TPPAS tersebut sebagai tempat pengolahan. Namun, pengelolaannya akan berbeda dengan TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat yang saat ini masih digunakan.
“Pengelolaannya nanti dilakukan pihak ketiga. Sampah dipilah jadi kompos dan energi itu diserahkan ke pihak ketiga,” paparnya.
Legok Nangka, memiliki sejumlah opsi pengolahan dari mulai pengolahan sampah organik yang akan menjadi pupuk atau energi. Sementara, untuk non organik bisa menjadi bahan olahan lain seperti biji plastik. Jadi, tidak hanya membuang sampah saja tanpa diolah terlebih dahulu.
''Sarimukti, akan kami fungsikan sampai 2015. Setelah itu, Legok Nangka akan menggantikan Sarimukti,” ujarnya.
TPPAS Legok Nangka diperuntukan bagi penampungan sampah di enam daerah di Jabar antara lain, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Garut.