REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai pendukung fanatik sebuah klub, tentu saja kita tidak ingin melewatkan satupun pertandingan antara klub tercinta dan lawan. Menonton langsung klub tercinta berlaga di stadion adalah wajib hukumnya sebagai fans berat.
Sayangnya, rasa cinta terhadap sebuah klub belakangan ini di dunia sepak bola dibutuhkan pengorbanan besar. Bukan hanya waktu yang tersita, kocek pun harus melayang hanya untuk menyaksikan langsung klub tercinta bertanding.
Kecintaan fans terhadap sebuah klubnya, menjadi santapan lezat bagi para manajemen klub. Tanpa berfikir dua kali, mereka pun membanderol harga tiket pertandingan dengan harga tinggi. 'Leher penggemar pun ibarat tercekik' karena harga tiket pertandingan.
Kondisi seperti ini tengah menyelimuti fans klub-klub sepak bola di Inggris. Terutama fans berat klub-klub papan atas Liga Utama Inggris, seperti Manchester United, Liverpool, Manchester City, Tottenham Hotspur, Chelsea dan Arsenal.
Untuk menyaksikan langsung keenam klub itu bertanding di stadion, terutama saat laga tandang digelar, fans pun harus merasakan 'lehernya tercekik' oleh manajemen klub tercinta.
Laman FourFourTwo pun menelisik seberapa menderitanya fans klub-klub papan atas Liga Utama Inggris harus menahan 'lehernya tercekik' demi menyaksikan para penggawanya beraksi di lapangan hijau.
Simak penuturan Juru Bicara Fans Manchester City, Kevin Parker, yang menguak seberapa kejamnya manajemen klub the Citizens membanderol harga tiket tandang. Pada 2009, harga tiket tandang City ke Arsenal sebesar 32.50 poundsterling, dalam kurun waktu empat tahun, harga tiket naik hampir 30 poundsterling menjadi 62 poundsterling. Paling mahal di jajaran klub sepak bola Inggris.
"Ini sungguh bodoh dan tidak berasalan", kata Parker.
Aksi protes suporter Manchester City pun mewarnai pertandingan di Stadion Emirates, markas Arsenal, akhir pekan lalu. Mereka mengeluhkan harga tiket masuk yang dinilai terlalu mahal. Karena harga mahal ini, pihak City mengembalikan 912 tiket yang tidak laku terjual.
bersambung ke bagian 2..