Rabu 16 Jan 2013 11:14 WIB

Khusus Muslimah, Kenali Dulu Darah Istihadah (2)

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Endah Hapsari
Muslimah Kanada (ilustrasi).
Foto: vancouversun.com
Muslimah Kanada (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Timbul pertanyaan, bagaimana cara memastikan bahwa darah yang keluar tersebut termasuk kategori darah haid atau istihadah? Rasulullah SAW memberikan beberapa tips sederhana untuk menghilangkan keraguan dan kegamangan saat darah “bayangan” itu keluar.

Cara yang pertama, merujuk pada kebiasaan bulanan. Siklus haid bulanan biasanya bisa diketahui kapan dimulai dan berakhir. Hanya berpaku pada ciri dan bentuk darah, tak cukup meyakinkan. Ambil contoh, bila kebiasaan rutin haid keluar selama enam hari, maka bila ada darah yang keluar dari waktu itu, bisa dipastikan adalah darah istihadah.

Kiat ini dilandasi dengan pernyataan dari Rasulullah SAW. Hadis Ummu Salamah menyebutkan, ia pernah bertanya terkait perempuan yang terus mengeluarkan darah dari kemaluannya. Rasulullah memintanya agar menjadikan malam dan hari kebiasaan haid sebagai tolak ukur. Bila diketahui jelas, maka ia boleh meninggalkan shalat selama positif dari haid. Jika diketahui bukan menstruasi, maka ia segera mandi dan beribadah seperti sedia kala. Hadis ini dikuatkan riwayat lain Aisyah RA dari Fatimah binti Jahsy.

Sedangkan cara yang kedua, memastikan ciri darah. Perempuan yang bersangkutan melakukan pengecekan sendiri. Hal ini dinilai lebih efektif. Pasalnya, ia adalah sosok yang paling mengetahui seluk beluk menstruasi. Hadis dari Fatimah bin Jahsy mengisahkan, kala itu ia pernah mengalami kondisi istihadah.

Merasa kebingungan, ia pun lantas meminta arahan dari Rasulullah. Menurut Nabi SAW, jika terbukti darah itu adalah menstruasi, warnanya hitam dan telah diketahui, maka jangan menunaikan shalat. Tetapi, kalau ternyata bukan darah haid, tetap saja harus shalat. Lalu, bagaimana dengan perempuan yang baru pertama kali mengalami menstruasi, apa yang mesti dilakukan? Paling sederhana, ialah mengembalikan standardnya pada kebiasaan yang umum berlaku bagi perempuan normal. Pada umumnya, siklus haid berkisar pada enam hingga tujuh hari. Hal ini mengacu pada hadis riwayat Hamnah binti Jahsy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement