REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Petrokimia asal Amerika, Celenase Corporation memastikan akan melakukan investasi di Kalimantan dengan nilai 2-2,5 miliar dolar AS. Rencananya pabrik ini akan memproduksi ethanol dari bahan baku batu bara.
Pabrik mulai dibangun pada kuartal keempat 2013. Pemilihan lokasi pabrik ini, menurut dia, juga didukung ketersediaan bakan baku di sana. Batu bara yang digunakan merupakan jenis berkalori rendah yang banyak terdapat di Kalimantan.
Hidayat mengatakan Celenase meminta insentif 'tax holiday'. "Realisasinya tahun ini," ujar MS Hidayat usai menemui duta besar Amerika Serikat, Selasa (15/1).
Dirjen Basis Industri Manufaktur, Kementrian Perindustrian, Panggah Susanto mengatakan jika sudah selesai dibangun pada 2016 mendatang, pabrik ini akan menghasilkan 1,1 juta ton ethanol.
Ethanol ini, kata dia, bisa digunakan sebagai campuran untuk bahan bakar. Nantinya, perusahaan ini akan bermitra dengan Pertamina untuk pemasarannya.
Ia mengatakan, proyek ini sejalan dengan hilirisasi bahan mineral. Kedatangan investor ini menurut Panggah membawa teknologi baru yang sebelumnya belum pernah ada. "Feasibility study secara umum sudah dilakukan, tapi kan perlu detail 'feasibility study'," tambahnya.
Duta Besar Amerika untuk Indonesia, Scot Marciel menginginkan proyek ini terealisasi secepat mungkin. Ia yakin ethanol yang akan dihasilkan akan mendapatkan pasar yang cukup baik di Indonesia. Pasar Indonesia, kata dia, masih sangat menjanjikan untuk dijadikan tempat produksi dan pasar.