Rabu 16 Jan 2013 15:16 WIB

Mampukah Pendidikan Agama Redam Tawuran? (4-habis)

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Chairul Akhmad
Gabungan pelajar dan mahasiswa se-Jabodetabek menggelar aksi damai dalam upaya menumbuhkan kembali benih perdamaian dan persatuan di antara sesama pemuda Indonesia.
Foto: Antara/Reno Esnir
Gabungan pelajar dan mahasiswa se-Jabodetabek menggelar aksi damai dalam upaya menumbuhkan kembali benih perdamaian dan persatuan di antara sesama pemuda Indonesia.

Belajar Agama dari Ilmu Lain

Guru Besar Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang Imam Suprayogo menilai, upaya untuk mengatasi dekadensi moral pelajar yang ada saat sekarang bukanlah dengan cara menambah jam pelajaran pendidikan agama.

Imam mengingatkan, semua pelajaran yang saat ini sudah berkembang pada prinsipnya sama saja dengan pembelajaran tauhid.

''Jadi, menurut saya, itu sudah lebih dari kita harus menambah pelajaran agama lagi di sekolah. Belajar fisika, biologi, kimia, semua itu bagian dari belajar Islam juga. Karena di dalam Alquran itu, kita diharuskan untuk bisa membaca alam. Nah, di sinilah orientasi belajar itu harusnya diarahkan,'' kata Imam yang juga menjadi rektor UIN Malang ini.

Karena nilai agama sebenarnya sudah terserap dalam ilmu-ilmu yang lain, yang diperlukan saat ini adalah meluruskan orientasi proses belajar.

Untuk dapat meluruskan orientasi belajar ini dibutuhkan adanya kerja keras dari para pengajar untuk bisa menyelami hakikat nilai Islam yang terkandung di dalam mata pelajaran umum tersebut.

Imam khawatir, jika penambahan pelajaran agama dilakukan tanpa ada pemberian yang kreatif, justru bisa memberikan rasa menjemukan kepada para siswa. ''Di sini nantinya justru tidak akan efektif,'' ujarnya.

Ia juga melihat saat ini bobot pendidikan agama di sekolah umum memang masih sangat kurang. Namun, hal tersebut bukanlah menjadi alasan untuk menuding penyebab terjadinya tawuran antarpelajar yang marak terjadi.

''Proses itu terjadi dari rangkaian yang sangat kompleks,'' kata cendekiawan kelahiran Trenggalek, Jawa Timur, ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement