Kamis 17 Jan 2013 03:08 WIB

Asyik, Peternak Itik Bakal Dapat Ganti Rugi, Mengapa?

Itik (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Itik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG---Pemerintah pusat diharapkan segera memberikan kompensasi atas kematian ribuan ternak itik di wilayah Lampung sejak Desember lalu hingga sekarang akibat terjangkit flu burung.

"Kompensasi ini untuk mengurangi kerugian yang dialami peternak, dan hal ini sudah disampaikan kepada pemerintah pusat," kata Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi Lampung, Arsyad.

Menurut dia, nilai kompensasi yang diperjuangkan pihaknya adalah Rp 7.500 per ekor itik. Jumlah unggas itu yang mati pada Desember sampai sekarang sedikitnya 7.500 ekor.

"Terkait itu, kami juga sudah mengajukan nota dinas ke pemerintah kota dan kabupaten se-Lampung untuk memberikan konpensasi kepada peternak yang mengalami kerugian atas kematian unggasnya," katanya.

Tanpa kompensasi itu, ia menyebutkan pihaknya sulit mencegah penyebaran virus flu burung, terutama dalam memusnahkan unggas yang diduga terjangkit virus avian influenza sub clade 2.3.2.

"Saya meminta mereka mengikhlaskan ternaknya harus dimusnahkan lantaran terkena virus itu, tapi di satu sisi belum ada solusi konkret yang mereka bisa dapatkan atas musibah itu, karena ini menyangkut keberlangsungan perekonomian mereka," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya tidak bisa melakukan pencegahan total atas maraknya perlintasan unggas yang masuk ke Lampung.

"Kami hanya bisa melakukan pengawasan perdangan unggas itu dengan cara uji lab PCR. Setiap unggas yang masuk ke Lampung harus dinyatakan 100 persen negatif PCR," ujarnya.

Keterbatasan itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan virus flu burung makin menyebar di wilayah Lampung.

"Andaikan pemerintah punya tindakan tegas dalam upaya pencegahan flu burung, mungkin penyebarannya tidak sampai ke Lampung," ujar dia lagi.

Meskipun demikian, pihaknya melarang peternak Lampung mengirimkan itik ke daerah yang bersih dari virus tersebut. "Kami melarang peternak untuk memperjualbelikan itiknya di Aceh, karena daerah itu masih bebas flu burung sub clade 2.3.2," katanya.

Dia juga menyebutkan Provinsi Lampung merupakan daerah endemis flu burung. "Selama bulan Januari ini saja kematian itik sudah mencapai 825 ekor itik," katanya.

Menurutnya, wabah flu burung sub clade 2.3.2 telah menyebar di beberapa daerah di Lampung, padahal daerah itu sebelumnya bebas flu burung.

"Ketiga daerah itu Way Kanan, Tanggamus dan Pesawaran," ujarnya.

Penyebaran tertinggi terjadi di Kabupaten Lampung Selatan, mengingat daerah tersebut perlintasan transportasi perdagangan dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa atau sebaliknya. "Wabah ini sulit dihilangkan begitu saja, tapi penyuluh-penyuluh saya sudah bekerja maksimal menyosialisasikan kepada perternak itik untuk bekerja sama dalam mencegah penyebaran virus flu burung yang kini mewabah di Lampung," kata dia lagi.

Sementara itu, upaya mencegah penyebaran virus flu burung pihaknya telah meminta tambahan vaksin flu burung sebanyak 30 ribu kepada pemerintah pusat. "Vaksin itu sudah kami terima, bahkan sudah kami bagikan pada peternak melalui petugas-petugas di lapangan," kata Arsyad.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement