REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan Menhan Inggris, Philip Hammond di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Rabu (16/1). Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pertemuan kedua menteri itu sebagai bentuk merekatkan kerja sama kedua negara di bidang pertahanan.
Dijelaskan Sjafrie, pertemuan itu membahas kerja sama bilateral kedua negara dalam bentuk pembelian alutsista, termasuk kerja sama latihan prajurit bersama. "Akan dibahas bilateral. Secara historis, pasukan khusus Indonesia sudah bekerja sama dengan pasukan khusus Inggris Raya, SAS pada tahun 1990-an," katanya.
Sjafrie melanjutkan, pada 2013, Kemenhan memiliki anggaran Rp 81 triliun yang diperuntukkan untuk belanja alutsista. Untuk rencana pembelian alutsista dari Inggris tidak terlalu besar.
Kemenhan, kata dia, hanya membeli 'multi role light fregat' alias kapal perusak untuk TNI AL. Pasalnya, Kemenhan lebih mengutamakan untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.
Pihaknya menegaskan, tidak lagi memiliki rencana untuk membeli Tank Scorpion buatan Negeri Elizabeth itu. "Untuk tank ringan, skala pengembangan dilakukan untuk industri dalam negeri. Untuk tank berat, kami sudah membeli Tank Leopard," ujar Sjafrie.
Adapun untuk TNI AD dan TNI AU, dia menyebut, kebanyakan mendapat pasokan alat tempur dari dalam negeri, termasuk PT PAL dan PT Pindad. Pihaknya mengharap rencana Kemenhan mendapat dukungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk bisa mendapat fasilitas akselerasi.
"Sebagai ketua 'High Level Committee', saya melakukan pengawasan untuk percepatan 'delivery' modernisasi alutsista ada semester awal ini," katanya.