REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Luar Negeri Kosovo, Petrit Selimi, berharap Indonesia bisa memberikan pengakuan atas kemerdekaan Kosovo. Hal itu disampaikan Selimi kepada Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin saat berkunjung ke Helsinki.
Din berada di Helsinki dalam rangka menghadiri konperensi "Strengthenning roles of religious leaders in mediation and conflict resolution". Pada pertemuan tersebut Selimi menghargai dukungan Muhammadiyah atas kemerdekaan Kosovo.
Kosovo adalah negara kecil di Balkan. Jumlah pendududknya dua juta dan mayoritas (95 persen). Muslim. Negara ini sudah merdeka sejak lima tahun lalu. Sebanyak 98 negara seperti AS, dan negara-negara Eropa telah mengakui kemerdekaannya. Begitu pula 34 negara Muslim (terakhir Mesir dan Pakistan).
Menurut Selimi, pengakuan Indonesia sangat penting sebagai negera dengan mayoritas Muslim. Selain itu, Indonesia juga dinilainya punya posisi strategis di OKI, dan GNB.
Dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (16/1) dinihari, Din berpandangan, pengakuan Kosovo sangat sejalan dengan amanat Pembukaan UUD 45 yang mendorong kemerdekaan dan perdamaian abadi di dunia. ''Kita mendukung kemerdekaan Kosovo, karena itu sejalan dengan amanat Pembukaan UUD 1945,'' ujar Din.
Agar masyarakat dari berbagai pihak bisa lebih mengenal Kosovo, Din menyampaikan kepada Selimi agar datang langsung ke Indonesia. ''Kita mengundang, biar mereka yang menjelaskan langsung soal Kosovo kepada berbagai pihak di Indonesia,'' kata Din.
Pada konperensi Helsinki, Din menjelaskan, peran Muhammadiyah dalam proses perdamaian Mindanao. Karena Muhammadiyah adalah anggota ICG peace talk antara PemRF dan MILF.