REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras di Jakarta sejak Kamis (17/1) dini hari, membuat semakin banyak titik-titik banjir di Jakarta. Tidak terkecuali daerah Senen dan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Daerah Senen dan Cempaka Putih sangat jarang terkena banjir. Terakhir banjir yang merendam daerah ini pada siklus lima tahun sebelumnya, 2007 lalu.
Berdasarkan pengamatan Republika, Jalan Raya Letjen Soeprapto yang merupakan jalan utama di daerah ini, sudah terendam air sekitar 15 cm. Banjir semakin tinggi sejak di depan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta menuju perempatan Coca Cola dengan tinggi lebih dari 30 sentimeter.
Daerah pemukiman di sisi Jalan Letjen Soeprapto pun ikut terendam banjir. Salah satunya di Galur yang tepat berada di sisi Kali Sentiong. Kali ini merupakan salah satu anak sungai Kali Ciliwung untuk mengalirkan air ke Sungai Sunter dan menuju Laut Jawa.
Kali ini biasanya digunakan pemerintah sebagai solusi terakhir untuk membuang air dari Kali Ciliwung agar daerah sekitar Monas dan Istana Negara terhindar dari banjir. Kali Sentiong pun meluap dan saat ini banjir di daerah Galur sudah setinggi betis orang dewasa.
Informasi yang diterima Republika dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), rupanya status di Pintu Air Manggarai sudah Siaga 1. Ketinggian air di pintu air tersebut sudah mencapai titik tertinggi yaitu 970 sentimeter.
"Hujan deras merata di semua wilayah Jakarta dan sekitarnya. Banjir mengepung Jakarta. Sungai Ciliwung di Manggarai Siaga 1 (level tertinggi) dengan ketinggian 970 sentimeter pada pukul 07.30 WIB," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (17/1).