REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Politisi Partai Golkar yang juga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau, M Faisal Aswan, mengaku selama dalam penjara jera untuk berpolitik dan berupaya menghabiskan waktu dengan ragam kegiatan agama.
"Selama di dalam penjara, saya lepaskan semua rencana-rencana politik dan tidak pernah berpolitik. Saya jera dan lebih fokus untuk kegiatan agama di dalam sini," kata Faisal saat ditemui ANTARA di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekanbaru, Riau, Kamis.
Faisal sebelumnya divonis empat tahun penjara oleh Majelis Hakim pada Pengadilan Tipikor Pekanbaru setelah dinyatakan terlibat kasus dugaan suap atas revisi Peraturan Daerah (Perda) tentang Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012.
"Bahkan berulang kali, ada rekan politik saya yang datang menjenguk, saya berusaha menghindarinya," kata dia.
Dia mengatakan, jera dalam berpolitik dirasakannya semenjak berada di dalam bui, namun ia tidak menjamin hal itu akan bertahan hingga usai masa tahanan.
"Saya dibesarkan dilingkungan yang kental dengan nuansa politik. Saya juga mantan aktivis mahasiwa di Jogja. Makanya saya tidak tahu apakah nanti setelah keluar dari penjara akan berpolitik lagi atau tidak. Karena pada dasarnya, berpolitik itu adalah hak setiap warga negara," katanya.
Terlebih, demikian Faisal, kebiasaan berorganisasi telah dilakukannya sejak duduk di bangku sekolah hingga akhirnya sempat menduduki jabatan sebagai Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Riau.
"Namun sekarang jabatan itu telah saya lepaskan. Termasuk status sebagai wakil rakyat juga dalam waktu dekat bakal segera digantikan oleh yang berhak," katanya.
Jadi, lanjut kata Faisal, selama berada di dalam Lapas, tidak ada kegiatan politik yang dimotori dan semuanya telah ditanggalkan.
"Ketika bebas nanti, kalaupun ingin terjun kembali ke dunia politik, saya berharap sudah ada berubahan. Politik tidak lagi semahal ketika saya masih di luar sana," katanya.