Kamis 17 Jan 2013 11:55 WIB

Universitas Al-Azhar Indonesia, Kampus yang Terlahir dari Masjid (1)

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Chairul Akhmad
Kampus Universitas Al-Azhar Indonesia.
Foto: Dok Republika
Kampus Universitas Al-Azhar Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, Nilai-nilai Islam sangat dipentingkan dalam setiap perkuliahan.

Jika banyak kampus melahirkan masjid, maka hal yang berbeda terjadi pada Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI).

Kampus yang secara resmi berdiri pada Agustus 2000 ini ternyata lahir dari rahim Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta.

Ya, inilah nilai tambah sekaligus nilai jual dari kampus UAI. Rasanya, tak ada yang memungkiri nama besar dan karisma Masjid Al-Azhar. Bahkan, ulama legendaris, Buya HAMKA, pernah menjadi imam besar masjid ini.

“Bahkan, bisa dibilang ini merupakan kampus pertama yang dilahirkan dari masjid secara komprehensif dan sungguh-sungguh manajemennya,” ujar Ahmad H Lubis, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Inovasi dan Kerja Sama (KIK) UAI.

Kesungguhan itu terlihat dari bercokolnya sejumlah tokoh dan pengusaha nasional yang mendukung berdirinya kampus ini. Mengintip informasi yang terpampang di laman resmi kampus, terdapat nama Jusuf Kalla sebagai ketua kehormatan dewan penyantun.

Sementara, Ketua Dewan Penyantun dijabat oleh Robby Djohan, mantan CEO Bank Mandiri, Bank Niaga, hingga maskapai Garuda Indonesia. Sedangkan, di jajaran anggota Dewan Penyantun terdapat nama pengusaha Chairul Tanjung, Rachmat Gobel, Arifin Panigoro, Anindya N Bakrie, hingga Sugiharto.

Tapi, kampus Al Azhar Indonesia ini tak sekadar memampangkan nama-nama pengusaha besar. Ditegaskan Ahmad, kampus ini juga mengedepankan nilai-nilai Islam dalam setiap perkuliahannya.

Menurutnya, dalam setiap pengajaran tak ada dikotomi antara pendidikan umum dan agama. “Tetapi, kita memasukkan nilai-nilai Islam itu ke dalam setiap disiplin ilmu pengetahuan. Nilai ini menjadi pegangan dari dosen-dosen kami,” jelasnya.

Untuk mematangkan pengetahuan dan wawasan keislaman para dosen, lanjut Ahmad, pihaknya memiliki semacam kawah candradimuka. Kawah itu menjadi semacam lembaga pusat kajian.

“Di sinilah dosen-dosen itu ditatar dan dibekali tentang nilai-nilai Islam agar bisa mengintegrasikannya dengan pengetahuan umum.”

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement