Kamis 17 Jan 2013 18:01 WIB

'Superman' dari Rawabuaya

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Mansyur Faqih
  Warga mengevakuasi warga lainnya dari perkampungan yang terendam banjir luapan Sungai Ciliwung (Ilustrasi)
Warga mengevakuasi warga lainnya dari perkampungan yang terendam banjir luapan Sungai Ciliwung (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Entah apa yang ada dalam pikiran Kemal. Lelaki tambun 45 tahun itu merelakan seluruh telapak kakinya disayat potongan kaca tajam. Wajahnya berkeringat menahan perih setelah selesai melakukan evakuasi warga korban banjir Kelurahan Rawabuaya, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.

"Baru terasa sekarang perihnya," ujar dia sambil memegang betisnya.

Kemal belum tidur semalaman. Ini lantaran tersiar kabar melalui telepon genggamnya akan adanya banjir susulan. Meski pun tak memercayai adanya isu banjir susulan, dia juga tidak tenang sampai tidak bisa tidur.

"Saya kira hanya SMS iseng," katanya

Tak begitu dengan kebanyakan warga. Karena ketinggian air yang mulai turun hingga 10 centimeter (cm), banyak warga yang terlelap tidak memikirkan akan adanya banjir susulan. 

Kamis (17/1) pukul 04.00 WIB, banjir datang menghampiri perkampungan Rawabuaya. Setiap jam air terus naik. Ketika itu Kemal bergerak untuk membangunkan warga. Sementara istri dan satu anaknya sudah ia amankan di loteng rumahnya di RT03/01 Kelurahan Rawabuaya, Kecamatan Cengkareng, Jakarta barat.

Ada seratus orang lebih yang dibantunya menuju Jalan Raya Daan Mogot, sebagai salah satu tempat yang aman. Kemal tidak hanya membantu membangunkan saja, layaknya tokoh superhero Superman, ia juga menggendong anak-anak hingga orang tua.

Dengan badannya yang tambun dia juga mengangkat barang-barang sektar seratus keluarga lebih. "Di situlah kaki saya sobek-sobek kena pecahan beling, tapi tidak terasa,’’ujar dia.

Tak hanya di situ, Kemal pun ikut membantu mendirikan posko sementara pengungsi. Ini sebelum bantuan dari Basarnas dan PMI datang. 

Sebagian pengungsi, terutama lansia dan anak-anak, malah dialihkannya ke halte Transjakarta. 

Mata Kemal sayu, mungkin karena lelah, tapi tidak ada kata menyerah baginya untuk menolong sesama tetangganya. Padahal, rumahnya juga terendam banjir, sama seperti para tetangganya.

"Kita selalu bersama-sama dalam susah dan senang, sampai sekarang saya masih siap jika ada yang harus dibantu," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement