REPUBLIKA.CO.ID, Sistem pendidikan ala pesantren yang diterapkan Lapas Cianjur, Jawa Barat, dipuji. Pasalnya, sejak dibeberlakukan program pendidikan pesantren di lapas ini, ada napi yang sudah hafal 3 juz Alquran.
"Ini adalah capaian luar biasa, terlebih yang ada penghuni yang hafal 3 juz Alquran," kata Menteri Agama Suryadharma Ali saat berkunjung ke Lapas Cianjur, Kamis (17/1).
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Cianjur, Tri Saptono Sambudi mengatakan, program pendidikan pesantren ini belum genap setahun diluncurkan. Namun, program pendidikan pesantren ini memang sudah lebih dulu dilaksanakan.
Tujuannya, kata dia, untuk merubah sikap dan perilaku penghuni menjadi lebih baik. Program ini, kata dia, adalah hasil kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pesantren-pesantren di Cianjur. "Pendidiknya dari pesantren-pesantren di Cianjur," kata dia.
Saptono menambahkan, semua perlengkapan pendidikan pesantren di lapas disuplai dari MUI Cianjur. Bahkan, MUI juga menggerakkan pemimpin pesantren untuk ikut mensukseskan program pesantren di lapas ini. Ini adalah sistem baru untuk pembinaan penghuni lapas, kata dia.
Pemimpin pesantren lapas Cianjur, Muchtar Gozali mengatakan program pendidikan pesantren diterapkan selama 4 hari selama seminggu. Dimulai dari Senin pagi hingga Kamis malam.
Penghuni lapas menerima pendidikan selama 2 jam setiap hari di waktu siang. Program menghafal Alquran dilakukan diwaktu malam. Dari 857 penghuni lapas, dibagi menjadi dua kelompok A untuk yang masih pemula atau iqro dan B untuk yang sudah Alquran. Kelompok A terdiri dari 17 kelas, sedang kelompok. B terdiri dari 10 kelas.
Muchtar menambahkan, dibutuhkan 36 pengajar untuk melaksanakan pendidikan pesantren di lapas ini. Pengajar diambil dari pengajar pesantren-pesantren di Cianjur dan alumni penghuni lapas sendiri.
Muchtar yang juga Ketua Komisi Dakwah MUI Cianjur itu menegaskan, belum ada hambatan dalam merealisasikan program pendidikan pesantren di lapas Cianjur. Ia gembira karena penghuni lapas sangat kooperatif dengan program ini.
Salah satu penghuni lapas, Gugun mengatakan dirinya merasa senang dengan program pendidikan pesantren di lapas. Pasalnya, dirinya dapat membiasakan diri untuk mengaji.
Gugun mengaku tidak merasa terbenani dengan pendidikan pesantren ini. Warga Cianjur ini mengaku setiap hari dia sudah membiasakan diri untuk membaca Alquran setiap malam.
"Saya menyesal, saya ingin berubah," katanya ditemui di lapas Cianjur. Ia menjadi penghuni lapas Cianjur sejak 9 bulan lalu karena kasus penggelapan sepeda motor.