Jumat 18 Jan 2013 07:04 WIB

Operasi Pembebasan Sandera Tewaskan Anggota 'Batalyon Darah'

Red: Didi Purwadi
Militer pemerintah Mali saat menggelar operasi penumpasan pemberontak.
Foto: AP Photo
Militer pemerintah Mali saat menggelar operasi penumpasan pemberontak.

REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR -- Delapan penculik dan enam sanderanya tewas ketika pasukan Aljazair mencoba membebaskan para sandera pada Kamis. Pasukan menembaki para penyandera bersenjata yang terkepung di ladang gas di gurun terpencil negara itu. Demikian kata satu sumber setempat kepada Reuters.

Kantor Berita Mauritania, ANI, melakukan kontak terus-menerus dengan penculik. ANI menyebutkan tujuh sandera masih ditahan. Mereka yakni dua warga AS, tiga Belgia, satu Jepang dan satu Inggris.

Ketegangan mulai terjadi ketika kelompok orang bersenjata menyerbu ladang gas pada Rabu pagi. Mereka menuntut penghentian operasi militer Prancis di negara tetangga Mali. Penyerangan itu berkembang menjadi krisis penyanderaan internasional terbesar dalam beberapa dasawarsa ini.

Satu sumber militer Aljazair mengatakan 25 sandera asing berhasil menyelamatkan diri. Sumber lokal di kota itu juga mengatakan 180 sandera Aljazair juga berhasil melarikan diri.