REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bencana banjir tak hanya dirasakan oleh masyarakat kecil saja. Rumah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di kawasan Kampung Melayu Besar, Tebet, Jakarta Timur, ikut terendam banjir.
Bahkan menurut Aher -Ahmad Heryawan biasa disapa- ketinggian air di rumahnya mencapai dada orang dewasa. "Soal banjir Jakarta, saya juga korban banjir kok rumah yang di Jakarta," kata Aher usai Pelantikan dan Pengukuhan Pejabat Eselon II, III, dan IV, di Bandung, Jumat (18/1).
Menurut Aher, setiap banjir lima tahunan, rumah pribadinya di Jakarta pasti terkena dampak banjir. Yakni, pada 1996 mengalami banjir tapi tidak masuk rumah. Paling parah 2007 sampai setinggi orang dewasa. Lalum pada 2012, kebanjiran lagi.
"Tahun ini juga masih kena banjir," ujar Aher. Untuk banjir tahun ini, kata dia, ketinggiannya cuma setinggi dada orang dewasa. Jadi, tidak separah bencana banjir yang terjadi pada 2007 lalu.
Menurut Aher, kemungkinan besar, banjir tersebut adalah siklus banjir lima tahunan di Jakarta. Saat banjir di Jakarta 2002 dan 2007, sambung Aher, semua keluarga dan barang-barang berharga diungsikan ke lantai dua rumahnya.
Namun, saat ini rumah pribadi Aher tersebut dihuni oleh penjaga rumah. Banjir yang terjadi di Jakarta ini, kata dia, akan terjadi di wilayah perbatasan Jawa Barat dan DKI Jakarta, seperti wilayah Depok dan Bekasi.
Oleh karena itu, diperlukan tim bersama yang dibuat oleh pemerintah pusat dengan Pemprov Jabar dan DKI Jakarta untuk mengatasi persoalan banjir di ibu kota. Kedepan, kata Aher, semua pihak harus membicarakan masalah banjir tersebut bersama-sama dan serius.
Dikomandani, oleh pemerintah pusat dan kementerian PU. Anggotanya, DKI Jakarta dan Banten, serta kabupaten/kota. "Anggaran dari pusat seharusnya lebih banyak," kata Aher.