Jumat 18 Jan 2013 13:51 WIB

Kepemimpinan Indonesia Diakui Kelompok 77-Cina

Bendera Merah Putih
Foto: .
Bendera Merah Putih

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Duta Besar (Dubes) Triyono Wibowo mengatakan untuk kesekian kalinya Indonesia memperoleh pengakuan dari masyarakat internasional atas peran, kontribusi pemikiran serta kepemimpinannya di organisasi internasional.

Hal itu disampaikan Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, Dubes Triyono Wibowo, setelah acara serah terima Keketuaan G-77 dan China chapter Jenewa dari Indonesia kepada Ekuador di Gedung PBB, Jenewa, Kamis (17/1).

Sekretaris I PTRI Jenewa, Adi Winarso kepada ANTARA London, Kamis mengatakan 'hand-over ceremony of the chairmanship of G-77 and Cina chapter Jenewa' dari Indonesia ke Ekuador berlangsung di Markas Besar PBB Jenewa.

Dalam sambutannya, Dubes Triyono menyampaikan beberapa hal-hal yang dilakukan Indonesia selama masa keketuaannya pada 2012, antara lain mengkoordinasikan posisi bersama dan menyuarakan kepentingan negara berkembang di forum multilateral.

"Indonesia telah menjalankan kepemimpinan dengan pendekatan yang tidak sekedar 'business as usual', dengan berbagai kegiatan konkret, realistis, dan pragmatis," ujarnya.

Dubes Triyono juga memaparkan beberapa contoh capaian kepemimpinan Indonesia antara lain pembentukan posisi Wakil Ketua yang secara otomatis menjadi ketua pada tahun berikutnya.

Di antaranya pelaksanaan pelatihan kapasitas para negosiator pertama bagi negara anggota G-77 dan Cina, perumusan peta jalan ('road map') revitalisasi G-77 dan Cina menghadapi hari jadinya yang ke-50 pada 2014.

Usulan untuk melakukan persiapan proses 'review MDGs 2015', sekaligus merumuskan masukan 'post-2015 development agenda' yang akan menjadi fokus pembahasan perayaan hari jadi UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) ke-50 pada 2014.

Sementara itu, Wakil Tetap Ekuador di Jenewa, Duta Besar Miguel Carbo Benites setelah menerima Keketuaan G-77 dan Cina, dalam sambutannya menyampaikan penghargaan atas berbagai terobosan yang dilakukan Indonesia.

Dubes Benites mengatakan kepemimpinan Indonesia telah meletakkan dasar untuk kelanjutan peran G-77 dan China yang lebih kontekstual, relevan dan antisipatif terhadap perubahan global yang sering berubah secara cepat.

Pengakuan dan sambutan positif juga diberikan oleh sebagian besar negara anggota G-77 dan Cina yang hadir pada acara tersebut. Mereka memberikan pernyataan penghargaan atas berbagai program kegiatan Indonesia yang dianggap ambisius dan 'action-oriented'.

Selain itu, mereka juga menyambut sangat positif inisiatif Indonesia yang mengusulkan revitalisasi G-77 dan Cina dalam perayaan Hari Jadi G-77 dan Cina, dengan pendekatan retrospektif dan prospektif. Keketuaan Indonesia bertepatan dengan masa krusial bagi UNCTAD yaitu pelaksanaan Konferensi UNCTAD XIII di Doha, Qatar, yang diselenggarakan pada 21-26 April tahun lalu.

Konferensi tersebut berhasil memperkuat mandat UNCTAD dan sekaligus menetapkan arah kerja sama internasional di bidang perdagangan dan pembangunan untuk periode empat tahun ke depan.

Acara serah terima keketuaan dari Indonesia kepada Ekuador tersebut dihadiri Sekjen UNCTAD Dr. Supachai Panitchpakdi, Direktur Eksekutif South Center Martin Khor, para Wakil Tetap/Duta Besar negara anggota G-77 dan China, dan para diplomat serta staf UNCTAD.

Sekjen UNCTAD menyatakan Indonesia telah sukses menjalankan keketuaannya yang sangat strategis di masa sulit khususnya saat UNCTAD XIII Conference di Doha serta tindak lanjutnya.

Pernyataan senada juga disampaikan Direktur Eksekutif South Center yang mengungkapkan Indonesia berhasil meningkatkan profil dan postur G-77 dan Cina di panggung diplomasi internasional. G-77 dan Cina adalah sebuah Kelompok yang didirikan di Jenewa, 15 Juni 1964, Indonesia terpilih menjadi Ketua G-77 dan Cina chapter Jenewa pada awal 2012.

Tujuan pembentukan kelompok yang beranggotakan 132 negara berkembang adalah untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang di forum PBB dan forum multilateral lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement