Jumat 18 Jan 2013 17:57 WIB

Petani Banten Terancam Gagal Panen

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Dewi Mardiani
Sawah kebanjiran
Foto: Imam Budi Utomo/Republika
Sawah kebanjiran

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Ancaman gagal panen menjadi mimpi buruk para petani di Banten. Puluhan ribu sawah kemarin rusak parah akibat banjir. Lebih dari 20 ribu hektare (ha) sawah habis terendam air. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 15 juta per hektare.

Dampak banjir bagi pertanian di daerah tidak sebesar di Banten. Hujan memang sempat menghampiri daerah-daerah lain, seperti  Bandung, Kudus, Demak, Bojonegoro, Lamongan, dan Bengawan Solo. Namun di Jalur Pantura, serangan hama penyakit membuat produksi padi menurun.

"Hama terbanyak menyerang tanaman holtikultura," ujar Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno, Jumat (18/01).

Hama menyebabkan kerusakan, di antaranya pada produk sayuran, seperti tomat, cabai, bawang, dan sayur-mayur. Akibatnya harga jual produk menjadi mahal. Selain tanaman holtikultura, harga beras pun merangkak naik. Kini harga beras menjadi Rp 8 ribu/kilogram (kg). Sebelumnya beras dihargai Rp 7.500/kg.