oleh Reja Irfa Widodo
REPUBLIKA.CO.ID, Mendungnya langit menambah gusar tim evakuasi. Jumat (18/1) itu, mereka berjuang menembus arus sungai untuk mengangkut dua balita yang tertinggal di Perumahan Kemang IFI Graha, Jati Rasa, Jati Asih, Bekasi.
Duapuluh personel ikut ambil bagian dalam proses evakuasi korban banjir itu. Sebanyak tiga perahu karet disiagakan. Ada lima orang relawan pada setiap perahu. Satu orang mengendalikan mesin, dan sisanya mendayung.
Seorang warga lain menambah tenaga tim relawan. Dia mengerti dan hafal letak jalan di seluruh perumahan. Ketika itu, ketinggian air di perumahan ini mencapai dada orang dewasa.
Perahu karet pun melewati rumah-rumah yang terlihat tinggal setengah dari lantai bawahnya saja. Sampah dan barang-barang warga terlihat menghayut di seluruh permukaan air.
Proses evakuasi pertama dilakukan di sebuah rumah di Jalan Serang. Di rumah ini, ada satu keluarga yang meminta dievakuasi. Yakni balita berusia empat tahun dan dua tahun. Dua perempuan dewasa pun turut menemani. Mereka tengah bertahan di lantai dua.
Begitu sampai, dua petugas langsung terjun ke air. Salah satu petugas membuka pintu pagar dan pintu rumah, sedangkan yang lainnya mencoba mengarahkan perahu karet. Kemudian perahu karet masuk ke teras rumah dan didekatkan ke pintu masuk.
Balita menjadi prioritas pertama untuk dievakuasi. Petugas tersebut menggendong balita tersebut satu persatu. Tidak lama kemudian, ibu dan tante dari balita tersebut mulai dievakuasi ke perahu karet. Mereka digendong dan dipandu oleh tim relawan.
Setelah itu, tim relawan menuju ke rumah kedua, di Jalan Yogya. Di sini tim relawan mesti mengevakuasi enam orang. Satu keluarga itu terdiri dari dua balita beserta ibunya, dan nenek mereka yang sudah berusia 60 tahun.
''Kasihan mas, anak-anak pada belum makan dari pagi,'' kata Anne, salah satu warga yang dievakuasi, kepada Republika, Jumat (17/1).
Petugas butuh waktu satu jam untuk mengevakuasi dua keluarga tersebut. Ada 18 orang yang berada di perahu karet berukuran sedang saat kembali ke posko pengungsian utama.
Sebenarnya, petugas relawan ingin kembali memantau wilayah di sekitar jalan yogya, namun daya tampung di perahu karet itu sudah tidak memungkinkan.
''Kami mencoba memprioritaskan ke warga yang letaknya lebih jauh terlebih dahulu dan tidak memaksakan daya muat perahu karet, yang penting warga selamat,'' kata Rizky, anggota Basarnas.