REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Jamaah Ar-Rahman Qur'anic Learning (AQL) Islamic Center peduli korban banjir Jakarta. Jumat (18/1) di markas AQL Center Tebet Utara Jakarta Selatan, sejumlah jamaah AQL Center sibuk mengemasi bantuan yang akan diberikan kepada para korban banjir di sejumlah titik di Jakarta.
''Guna meringankan korban banjir, jamaah AQL Islamic memberikan bantuan logistik kepada para korban banjir di sejumlah posko korban banjir di Jabodetabek,'' jelas Ustadz Bachtiar Nasir kepada Republika.co.id Jumat (18/1) malam.
Pakar tadabbur Al Quran dari Universitas Islam Madinah Arab Saudi ini menjelaskan, bantuan yang diberikan berupa makanan, pakaian layak pakai dan kebutuhan Balita. Selain itu juga, ada 10 unit tenda pengunsi, selimut tidur, nasi bungkus, air mineral, makanan instan, susu Formula untuk bayi dan manula, baju layak pakai orang dewasa, pakaian dalam balita, pampers bayi dan pembalut wanita.
Menurut Ustadz yang akrab disapa Guru Ngaji, bantuan dihimpun dari seluruh jamaah AQL Islamic Center yang terdiri dari unit-unit yang ada di AQL seperti QG (Qur'anic Generation) yakni kegiatan Remaja, UMI (Ummahatul Mukminin Indonesia) kegiatan kaum ibu serta unit kelas pengajian Kamis Pagi dan Kamis Malam.
“Alhamdulillah untuk jamaah UMI, gabungan dari majelis ta’lim di beberapa wilayah Jabodetabek, dengan sekali SMS terkumpul bantuan dengan cepat. Sejak Kamis (17/1), bantuan dikumpulkan di Sekretariat AQL Islamic Center di Tebet Utara I No. 40, Jakarta Selatan,” ungkap Sekjend UMI Nina Sastrawiragena.
Nina menjelaskan yang sudah disalurkan sejak Kamis (17/1) ke Posko Korban Banjir di Manggarai, Jakarta Selatan berupa dua unit tenda pengungsi, selimut, pakaian layak pakai serta nasi bungkus.
Sedangkan Jumat bantuan didistribusikan ke beberapa titik pengungsian banjir yang masih sangat memelukan bantuan dan yang belum tersentuh pemberitaan media.
Yang masih banyak memerlukan bantuan, kata Nina, diantaranya Posko Korban Banjir di Cililitan, Jakarta Timur, dan yang belum banyak terekspose media yaitu korban banjir di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.
Hikmah yang dipetik dari peristiwa banjir, kata Ustadz Bachtiar Nasir, sebenarnya antara rasa sabar dan bersyukur itu merupakan satu paket. ''Yang terkena musibah harus bersabar atas musibah yang dialami, dan yang tidak terkena musibah harus bersyukur. Rasa bersyukur itu harus diimplementasikan dalam bentuk memberikan bantuan kepada yang sedang terkena musibah,'' jelasnya.
Ia menilai, masyarakat Jakarta cukup responsif dalam memberikan bantuan kepada para korban banjir. Kalau hanya ditangani pemerintah, kata dia, tidak akan mungkin tertangani mengingat begitu meluasnya bencana banjir kali ini.
Hanya saja masih diperlukan koordinasi di lapangan yang lebih baik lagi dalam pendistribusian bantuan. Yakni dengan memberikan informasi akurat kepada masrakat luas, tentang wilayah bencana mana saja yang masih memerlukan bantuan, sehingga tidak ada lagi titik-titik yang tidak menerima bantuan.
Ustadz Bachtiar Nasir mengingatkan, banjir yang dialami Jakarta sebenarnya sudah berulangkali terjadi, namun karena Pemerintah Daerah DKI Jakarta lalai dalam menata infrastruktur dan tingkat keasadaran masyarakatnya juga lemah, maka banjir tesebut dari tahun-tahun tidak tertangani secara baik.
''Kalau pencegahannya sejak dulu dilakukan secara tegas, mungkin kejadiannya tidak terjadi seperti saat ini. Kali ini curah hujannya tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya, seperti bencana banjir tahun 2007, tapi dampaknya justru semakin meluas, sampai melanda Bundaran HI dan masuk ke Istana Negara,'' jelas Ustadz Bachtiar Nasir mengingatkan.
n