REPUBLIKA.CO.ID, RENGAT -- Jalan yang menghubungkan beberapa desa di Bukit Meranti berlumpur, rusak parah akibat banyaknya truk-truk pembawa sawit perusahaan melewati jalan tersebut siang maupun malam. Dampak jalan berlumpur ini membuat ekonomi warga terancam menurun, hasil pertanian tidak bisa disalurkan.
"Sejumlah truk besar milik warga maupun milik perusahaan sawit dan koperasi yang melintasi jalan Desa Bukit Meranti, rusak jalan poros desa di Kecamatan Seberida, kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau ini, hingga berakibat hasil pertanian sulit didistribusikan," beber Irwantoni Salah satu Anggota DPRD Kabupaten Indragiri Hulu, Sabtu (19/1) di Rengat.
Dikatakan Irwantoni, seringnya truk - truk bermuatan tinggi masuk desa membawa sawit milik perusahaan maupun milik koprasi tiap harinya, mengakibatkan jalan rusah berat, berlumpur dan berlobang.
Jalan lintas desa yang menghubungkan beberapa desa ini, terancam hancur, hingga saat ini sangat sulit untuk dilewati warga pejalan kaki maupun bersepeda motor. kalau tidak hati-hati dapat terjungkil kejurang.
Padahal ada dua perusahaan besar yang berada diujung jalan Bukit meranti ini yaitu perusahaan sawti PT Alam Sari dan Perusahaan Sawit Wahana Mandiri Indonesia (PT WMI). perusahaan ini tiap hari membawa hasil panen sawitnya ke PKS melewati jalan desa ini. Jika musim hujan sangat berlumpur dan licin.
"Dua perusahaan sawit milik pengusaha Jakarta ini salah satu penyebab hancurnya jalan desa tersebut selain truk pengangkut sawit koperasi, dan mobil warga setempat," jelasnya.
Sebaiknya semua pihak duduk bersama menyikapi persoalan rusaknya jalan desa ini, sehingga dapat dicarikan solusinya. Pihak Pemkab Inhu dan instansi terkait mestinya segera ambil tindakan tegas terhadap truk-truk yang melewati jalan ini. Bisa saja dilakukan tindakan berupa teguran maupun sanksi tegas, untuk menjaga kondisi jalan tetap baik kedepannya.
Begitu juga dikatakan oleh Erwandi (40) salah satu warga desa tersebut bahwa, jalan desa dibukit meranti sangat hancur, padahal itu jalan desa yang selalu dilewati warga dan anak sekolah. Jika tidak diperhatikan oleh Pemkab Inhu dua tahun kedepan, jalan desa ini akan lebih parah lagi.
Jalan bisa terputus hingga tidak bisa dilewati lagi. "Saya khawatir jalan ini akan lebih rusak jika tidak segera diperbaiki oleh pemerintah," terangnya.
Ditanya mengenai adanya dua perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi di ujung jalan desa tersebut, Erwandi mengatakan benar, hanya saja dua perusahaan ini tidak pernah ikut memperhatikan kondisi jalan tersebut. Sementara truk-truk milik perussahaan tersebut untuk mengangkut tandan buah sawit selalu melewatinya.
"Saya menghimbau pihak perusahaan melaksanakan program CSR-nya untuk perbaikan jalan desa itu, disamping memberikan bantuan kepada warga kurang mampu, terutama membangun rumah layak huni seperti perusahaan lainnya di Inhu," pintanya.
Jika hal ini menjadi perhatian semua pihak terkait, kedepan warga akan merasa nyaman. sementara jalan ini selalu juga dilewati oleh siswa sekolah baik itu SD,SMP maupun SMK setempat.
Anak sekolah sering menggunakan sepeda motor, jika tidak hati-hati rawan terjungkal, daerah ini kerap terjadi lakalantas, untuk itu dirinya juga meminta semua pengguna jalan segera dilakukan perbaikan.
Ribuan warga yang berada didaerah ini tidak bisa mendistribusikan hasil pertaniannya saat ini, jika hal ini lambat mendapat perhatian oleh pihak terkait diperkirakan ekonomi masyarakat akan hancur.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook