REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Guru Besar dari Monash University (Australia) Prof Greg Barton meramalkan masa depan islam di Indonesia akan lebih cerah ketimbang islam di timur tengah.
Dia menjelaskan, proses demokrastisasi di Arab belum selesai. Terlebih, jika kelompok-kelompok yang memenangkan Pemilu dan mengambil alih proses demokratisasi tidak memenuhi janjinya seperti tranparansi, akuntabel dan memberikan keadilan.
"Saya berharap proses demokratisasi di Timur Tengah akan memberikan dampak bagi keadilan dan terpenuhinya hak-hak warga negara di negara-negara tersebut,"harapnya saat menjadi pembicara di gedung Perpustakaan Baru Universitas Indonesia, Depok, Jumat (18/1).
Menurutnya, Islam Indonesia mewarnai proses demokratisasi dan memiliki peluang untuk memengaruhi proses demokratisasi di Timur Tengah.
Pasalnya, basis massa muslim di Indonesia lebih kuat daripada di Timur Tengah. Memang ada tantangan dan ancaman terhadap demokratisasi di negeri yang memiliki jumlah muslim lebih dari total penduduk muslim di Timur Tengah dengan lahirnya kelompok-kelompok reaksioner. Akan tetapi, tuturnya, moslem civil society di Indonesia lebih kuat.
Meski demikian, Indonesia dinilai akan memiliki tantangannya sendiri yaitu kelompok-kelompok agama yang gagal mengikuti proses demokrasi melalui pemilu.
Menurutnya, kelompok ini cenderung bergerak di luar parlemen dan sering kali menggunakan ancaman dan kekerasan. Seharusnya pemerintah bisa mencegah hal tersebut. Jika aktivitas mereka dbiarkan, akan menimbulkan dampak yang kontraproduktif seperti terdiskriminasikannya kaum minoritas.
''Harapan saya kepada Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar mampu menangani hal ini demi demokrasi yang lebih sehat di Indonesia,'' harap Greg lagi.