REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya anak-anak untuk mengumpulkan bantuan bagi korban banjir di DKI Jakarta, mendapat perhatian Menteri Sosial (Mensos), Salim Segaf Al Jufri.
Mensos mengatakan banyaknya anak-anak kecil yang meminta bantuan di jalanan bukan berasal dari posko pemerintah. Pemerintah, tegas Mensos, tidak mungkin memerintahkan demikian.
"Banyaknya anak-anak yang minta sumbangan, kemungkinan sebagian besar berasal dari posko yang dikelola masyarakat. Kalau dari posko pemerintah tidak mungkin memerintahkan mereka," ujar Salim ketika meninjau posko banjir di Kalibata, Jakarta Timur, Sabtu (19/1).
Salim menegaskan bantuan pasti datang. "Tinggal kontak apa yang dibutuhkan, bantuan pasti diberikan," kata Salim.
Menurutnya jalanan bukan tempat anak-anak. "Tolong jangan menyuruh anak ke jalan untuk cari bantuan. Karena jalanan bukan tempat untuk anak-anak. Berapa sih yang dikumpulkan?," seloroh Mensos.
Ditegaskan Mensos, memerintahkan anak untuk mengumpulkan bantuan dengan memanfaatkan situasi banjir seperti saat ini, merupakan pelanggaran hak-hak anak.
"Dari segi hak-hak anak tidak dibenarkan dan dari perlindungan anak juga tidak diperbolehkan. Karena jalanan bukan tempat anak. Jika anak membawa tempat sumbangan di jalanan bisa saja terkena mobil dan hal-hal berbahaya lainnya," ujar Salim menegaskan.
Jika masyarakat membutuhkan bantuan, bisa langsung menghubungi lembaga pemerintah melalui koordinator posko banjir terdekat, katanya.
Apalagi, lanjut Salim, lembaga pemerintah lainnya pun seperti Kemenkes, BNPB, dan dinas-dinas di DKI Jakarta juga menyiapkan bantuan. "Jadi, tolong jangan menyuruh anak ke jalan untuk cari bantuan. Khawatir ketabrak mobil," harap Salim.