REPUBLIKA.CO.ID, -- Selepas menjalani perkuliahan di Victoria, Australia, Aisha mendapat kesempatan menuju Jepang.
Di negara itu, ia bertemu dengan mahasiswa Muslim dari sejumlah negara. Kebetulan, di negara itu juga terdapat Islamic Center. Di sanalah, ia membaca literatur tentang Islam.
Mengapa ia tertarik pada Islam, yang jelas, ketika berada di Jepang, ada satu perdebatan seru tentang Islam.
Jadi, di kelas, tempat ia mengambil mata kuliah, mahasiswa di kelas itu terbagi menjadi beberapa kelompok. Aisha tidak masuk kelompok manapun, karena ia tidak begitu memahami ajaran Kristen dan belum pernah mendengar tentang Islam.
Selepas menjadi Muslim, AIsha memahami betul pandangan terhadap perempuan Muslim begitu negatif. Karena itulah, ia memutuskan untuk mendalami studi Islam terkait posisi perempuan.
Yang mengejutkannya, Islam sangat menghargai posisi perempuan. Ini tentu bertolak belakang dengan apa yang dikatakan para feminis.
"Hubungan antara perempuan dalam Islam sangat hangat dan mendukung. Memang ada yang kelihatan kuno, namun Islam sangat mendukung perempuan," kenang dia dikutip dari onislam.