REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa warga yang tinggal di sekitar Plaza UOB pada Sabtu (19/1) melakukan aksi protes. Mereka menuntut pembuangan air dari hasil sedotan Basement Plaza UOB yang membuat kampung mereka kebanjiran.
Sekelompok warga yang mengaku tinggal di Kampung Baturaja, Kecamatan Kebon Melati, Tanah Abang, meminta pertanggung jawaban pihak pengelola gedung.
Mereka ingin agar air yang dibuang tak membuat kampung mereka terendam. Untuk itu, mereka meminta bantuan logistik agar warga yang rumahnya terkena air buangan tetap dalam kondisi baik.
Menanggapi hal ini, pihak-pihak yang sedang bekerja keras untuk menyelamatkan korban dan menyedot air langsung bereaksi. Puluhan ribu kubik air yang awalnya dibuang ke belakang gedung yang dekat dengan pemukiman warga sekitar lantas dialihkan.
“Airnya kami buang ke parit dan gorong-gorong yang ada di depan gedung plaza,” ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) DKI Jakarta Paimin Napitupulu, Ahad (20/1). Ia mengatakan, awalnya tidak ada maksud pembuangan air ini malah membuat kampung tersebut terkena imbas.
Dia mengatakan, kemarin tim gabungan hanya mencoba fokus bekerja dengan mengandalkan kecepatan. Pasalnya menurut dia, penanganan ini harus segera diselesaikan agar tidak semakin parah. Terlebih saat itu diketahui ada beberapa orang yang masih terperangkap di dalam basement. Sehingga kecepatan tim penyelamat dinomor satukan agar semuanya tak menjadi terlambat.
Ia mengatakan, debit air yang mencapai 90 ribu kubik dapat berakibat fatal bila tak segera dikuras dari dalam empat basement yang ada. “Kami harus cepat-cepat, tak ada waktu lagi kemarin,” ujar dia.
Namun kini, seperti yang ia tegaskan tampak puluhan selang pembuangan air yang terhubung dari dalam basement memenuhi halaman gedung. Secara konstan, air disalurkan ke dalam parit drainase yang ada di depan gedung Jalan MH Thamrin.