Ahad 20 Jan 2013 13:22 WIB

Ini Penyebab Air Waduk Pluit Meluap

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Dewi Mardiani
 Seorang warga melintasi genangan air banjir rob di kawasan Penjaringan,Jakarta Utara. (Agung Fatma Putra/Republika)
Seorang warga melintasi genangan air banjir rob di kawasan Penjaringan,Jakarta Utara. (Agung Fatma Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat kelurahan di Jakarta Utara masih terendam banjir. Banjir yang menggenangi Kelurahan Pluit, Kelurahan Penjaringan, Kelurahan Penjagalan, dan Kelurahan Kapuk ini disebabkan meluapnya Waduk Pluit, Kali Angke Hilir dan hujan setempat.

Banyak yang mengira banjir tersebut diakibatkan jebolnya Waduk Pluit. Namun Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, memastikan tanggul Pluit yang memiliki luas 80 hektare tidaklah jebol.

Lalu mengapa air Waduk Pluit bisa meluap? Berikut penjelasan Sutopo dalam siaran pers yang diterima ROL, Ahad (20/1).

 

Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jalan Latuharhary pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian Jalan Sudirman, Bunderan HI, Jalan Thamrin dan sekitarnya. Sungai Cideng yang memiliki kapasitas debit 30 meter kubik per detik menerima beban tambahan debit dari tanggul sungai yang jebol di Jalan Latuharhary  sekitar 30 meter kubik perdetik.

Pada saat bersamaan pompa di Waduk Melati berkapasitas 12 meter kubik per detik dan Pompa Cideng berkapsitas 7 meter kubik perdetik juga mati. Demikian pula BKB juga penuh. Dengan matinya pompa air, maka banjir makin tidak terkendali

Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai yang banjir. Panel dua pompa banjir berkapasitas 35 meter kubik per detik dan 4 meter kubik per detik di Waduk Pluit terendam banjir dan tidak beroperasi. "Akhirnya banjir meluas karena pasokan debit ke Waduk Pluit terus terjadi, sementara itu pembuangan air tidak berjalan," ujarnya.

Ditambah lagi pasang laut makin bertambah. Pasang laut tertinggi pada Sabtu (19/1) terjadi pada pukul 07.35 WIB, yaitu tinggi 0,87 meter. Pada Ahad, pasang tertinggi terjadi pukul 07.51 WIB, yaitu 0,91 meter.

Demikian juga prediksi pasang tertinggi pada Senin (21/1) pukul 08.10 WIB setinggi 0,94 meter. Bahkan pada Kamis (24/1) hingga Sabtu (26/1) pasang tertinggi mencapai 1 meter antara 09.09 – 09.46 WIB. Tentu ini berpotensi terjadi rob air laut.

 

Sutopo mengatakan pemerintah terus melakukan upaya penanggulangan banjir di Pluit. "Tanggul di Latuharhary telah selesai ditutup dan pompa Waduk Melati telah dihidupkan," ucapnya.

Pompa air dari Dinas PU DKI Jakarta dan Kementerian PU dikerahkan ke Pluit untuk mengurangi banjir. BNPB mengerahkan pasukan Armarbar. Beberapa titik posko telah didirikan oleh Marinir, Kopassus, Basarnas, Tagana, dan lainnya untuk memberikan bantuan evakuasi, distribusi kebutuhan dasar, logistik, kesehatan dan sebagainya.

Dari sekitar 270 ribu jiwa warga yang menjadi korban banjir di Kecamatan Penjaringan tersebut, 7.413 jiwa terpaksa diungsikan ke 15 posko setempat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement