REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar guru-guru dikerahkan di posko-posko pengungsi, sehingga kegiatan belajar-mengajar dapat terus berjalan.
''Di pos-pos pengungsi itu harus ada guru. Jadi, meskipun sedang terkena musibah, anak-anak masih bisa terus belajar. Kegiatan belajar-mengajar tidak boleh berhenti,'' ujar Jokowi usai Rapat Koordinasi tanggap darurat banjir di Balai Kota, Jakarta Pusat, Ahad (20/1).
Dengan berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar di lokasi-lokasi pengungsian, sambung Jokowi, maka anak-anak mempunyai kegiatan lain yang lebih bermanfaat dibanding hanya bermain air.
''Lebih baik dimanfaatkan untuk menambah ilmu. Jadi, waktu mereka tidak terbuang begitu saja,'' ujar Jokowi.
Jokowi mengungkapkan kalau anak-anak itu terlalu banyak bermain-main dengan air banjir, maka dapat terjangkit berbagai macam penyakit. ''Air banjir itu tidak bersih, karena sudah bercampur dengan sampah dan lain-lain, jadi sudah pasti kotor. Lebih baik anak-anak itu belajar, sekaligus menjaga psikologis mereka,'' kata Jokowi.
Menurut Jokowi, jumlah guru yang dikerahkan di setiap posko pengungsi harus disesuaikan dengan jumlah anak-anak yang ada di posko tersebut.
''Selain itu, yang diajarkan juga pelajaran-pelajaran yang ringan saja, karena ini sifatnya hanya sebagai pengisi waktu saja, daripada terbuang sia-sia,'' ungkap Jokowi.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan DKI Jakarta, tercatat sebanyak 251 sekolah di wilayah ibukota yang masih terendam banjir sampai dengan saat ini.