REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Banjir hingga ketinggian dua meter yang terjadi sejak Sabtu (19/1) di kawasan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara tidak lepas dari berbagai faktor.
Jebolnya tanggul Kanal Banjir Barat (KBB) di Jl Latuharhary serta tingginya pasang air laut pada Sabtu kemarin memperparah banjir di kawasan Pluit.
Kepala Sudin Pekerjaan Umum (PU) Tata Air Jakarta Utara, Sisca Herawati menuturkan, tingginya debit air Kali Ciliwung yang mengalir melalui tanggul di Jl Latuharhary yang jebol sejak Kamis (17/1) mengalir ke Kali Cideng dan Kali Pluit hingga bermuara di Waduk Pluit.
Alhasil, kondisi demikian membuat Waduk Pluit tak mampu lagi menampung air hingga akhirnya meluap dan merendam wilayah pemukiman warga, Sabtu (19/1).
"Bersamaan dengan itu, ketinggian pasang air laut pada hari Sabtu juga sedang tinggi-tingginya. Alhasil, banjir pun semakin tinggi karena meluapnya Waduk Pluit ditambah pasang air laut," ujar Sisca, Senin (21/1) seperti dikutip laman jakarta.com.
Luapan Waduk Pluit serta tingginya pasang air laut yang terjadi kemudian menyebabkan trafo listrik pada pompa air di Waduk Pluit terendam sehingga delapan pompa yang ada di waduk itu tidak dapat beroperasi.
Terkait pompa-pompa yang terendam itu, dikatakan Sisca, pihaknya telah mengupayakan perbaikan sejak kemarin. Dari delapan pompa yang terendam kemarin, saat ini, tiga diantaranya telah dihidupkan kembali dan satu pompa sebagai cadangan. Sedangkan empat pompa lainnya hingga kini masih terendam.
Untuk melakukan penyedotan, pihaknya saat ini juga menggunakan 12 pompa portable. "Hanya saja, karena baru tiga pompa yang sudah berfungsi, ditambah 12 pompa portable, maka air yang surut juga hanya sekitar 40 sentimeter saja," kata Sisca.
Tak hanya itu, tambah Sisca, agar genangan di Kecamatan Penjaringan ini dapat benar-benar surut, selain mengoptimalkan keberadaan pompa-pompa, pihaknya juga tengah mengerahkan sekitar 200 orang untuk membersihkan sampah-sampah sehingga diharapkan pompa dapat berfungsi maksimal.
"Saat ini air laut masih tinggi. Kita masih upayakan untuk menyedot air dengan menggunakan satu pompa besar dengan kapasitas 6.000 liter per detik. Saat ini upaya itu masih kita bahas," tandasnya.