REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Surakarta terpaksa merubah desain awal bangunan Museum Keris lantaran hanya disetujuinya anggaran sebesar Rp 10 Miliar dari Rp 35 Miliar yang diajukan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Otomatis kami harus menyesuaikan desain awal bangunan yang sempat disusun dengan anggaran yang tersedia," kata Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Pemkot Surakarta Ahyani kepada wartawan di Solo, Senin.
Ia mengatakan revisi tersebut bakal meliputi penyesuaian desain tata letak dan ukuran bangunan museum. Ukuran bangunan jelas tidak bisa seperti rencana semula. Tapi pihaknya belum bisa memastikan berapa luas pengurangannya.
Pendirian Museum Keris, jelasnya, bertujuan untuk menguatkan keberadaan Solo sebagai kota budaya.
Ahyani mengatakan kendati harus disesuaikan dengan anggaran, namun pihaknya tetap akan memasukkan prioritas bagian bangunan museum dalam revisi rancangan tersebut.
"Gedung setinggi empat lantai masih tetap kami pertahankan. Ruang pameran, perpustakaan, workshop dan tempat penyimpanan keris juga tetap dibangun," katanya.
Revisi desain tersebut juga akan dikonsultasikan dengan Kemendikbud, mengingat pihak kementerian meminta bentuk bangunan Museum Keris nantinya bisa mengadopsi usulan mereka, yakni selaras dengan bangunan bekas RSJ Mangunjayan.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo (Rudy) mengatakan, pekan depan Pemkot bakal menemui kementerian guna berkoordinasi terkait revisi desain bangunan museum. Hasil koordinasi tersebut akan membantu Pemkot menyusun "detail engineering design" proyek pembangunan museum.
"Siapa tahu hasil koordinasi tersebut bisa memunculkan konsep bangunan yang memiliki ciri khas tertentu. Yang jelas, kami hanya akan mengurangi kuantitas bangunan, sementara rencana pembangunan museum itu terus berjalan," katanya.