Senin 21 Jan 2013 10:18 WIB

Jaringan Alqaidah Akui Lakukan Penyanderaan di Aljazair

Foto satelit ladang Gas Amenas milik Aljazair
Foto: Reuters
Foto satelit ladang Gas Amenas milik Aljazair

REPUBLIKA.CO.ID, NOUAKCHOTT -- Aktivis kawakan Mokhtar Belmokhtar mengaku bertanggung jawab atas nama Alqaidah dalam penyanderaan massal di Aljazair. Dia mendesak Prancis menghentikan serangan udara di Mali, kata situs berita Mauritania, Sahara Media, Ahad (20/1).

"Kami atas nama Al Qaida mengumumkan operasi yang diberkahi ini," kata Belmokhtar dalam rekaman video, seperti dilaporkan Sahara Media dan dilansir Reuters, Senin (21/1).

Sahara Media tidak menunjukkan rekaman video itu di situs beritanya dan informasi itu tidak bisa dikonfirmasi.

Media tersebut sebelumnya menerima pernyataan-pernyataan dari gerilyawan terkait Alqaidah yang beroperasi di kawasan Sahara yang dilanda kekerasan.

Aljazair memperkirakan banyak korban jatuh setelah pasukannya pada Sabtu mengakhiri pengepungan terhadap militan bersenjata yang menyandera ratusan pekerja di sebuah ladang gas di kota gurun In Amenas. "Kami memiliki sekitar 40 gerilyawan garis keras, sebagian besar datang dari negara-negara Islam dan beberapa bahkan dari Barat," kata Belmokhtar mengenai serangan itu, menurut Sahara Media.

Kantor Berita Mauritania ANI sebelumnya melaporkan bahwa serangan itu dilakukan kelompok Belmokhtar sebagai pembalasan atas serangan-serangan udara Prancis terhadap militan garis keras yang menguasai wilayah Mali utara.

Krisis meletus sejak Rabu, pekan lalu, ketika militan garis keras menyandera 41 orang asing, termasuk tujuh warga AS, setelah serangan terhadap sebuah ladang gas di Aljazair timur.

Penculikan itu diklaim oleh sebuah kelompok yang dibentuk belum lama ini oleh Mokthar Belmokhtar, seorang militan garis keras terkenal bermata satu yang berjulukan "Tak Bisa Ditangkap", yang telah dijatuhi hukuman seumur hidup dalam persidangan in abesentia di negara asalnya, Aljazair.

sumber : Antara/Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement