REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sebagian besar wilayah Bali diperkirakan akan mengalami kolaps pada tahun 2015 akibat maraknya pembangunan sarana akomodasi wisata yang mengabaikan faktor kelestarian lingkungan.
"Hal itu diperparah oleh penggunaan air di wilayah selatan sangat berlebih," kata Deputi Direktur Walhi Bali Suriadi Darmoko di Denpasar, Senin.
Hal itu juga diperparah dengan sikap Pemerintah Kabupaten Badung yang tidak menjaga kawasan hutan sebagai daerah tangkapan air. Padahal kabupaten tersebut memiliki pendapatan asli daerah (PAD) terbesar dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Bali.
"Oleh karena itu perlu segera dilakukan moratorium jeda pembangunan hotel. Sebab selama ini selalu terpusat di kawasan selatan," ucapnya.
Menurut dia, selain itu harus segera dilaksanakan kajian secara terarah mengenai master plan pariwisata di Bali. Kajian itu bertujuan untuk mengetahui apakah Pulau Dewata masih membutuhkan pembangunan hotel baru atau tidak.
"Mungkin saja yang diperlukan adalah penataan akomodasi wisata tersebut sehingga jelas akan diarahkan ke mana pariwisata," ujarnya.
Dia berpesan pembangunan sektor pariwisata itu agar lebih diarahkan pada kualitasnya, bukan lagi kuantitas.