REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indosat Tbk tengah mempertimbangkan penjualan menara komunikasi perseroan untuk pelunasan hutang perusahaan. Penjualan menara menjadi satu dari beberapa opsi yang dimiliki emiten berkode ISAT tersebut.
Director and Chief Financial Officer Indosat, Stefan Carlsson, mengungkapkan hutang perseroan saat ini mencapai Rp 4 triliun. Perseroan tengah melakukan kajian untuk pelunasan hutang, termasuk opsi penjualan menara.
"Kami ingin melihat mana yang terbaik dan paling menguntungkan dari sisi harga," ujar Carlsson usai Public Expose Indosat di Jakarta, Senin (21/1). Saat ini menara milik Indosat berada di kisaran 7.000 menara.
Perseroan mengaku saat ini sudah banyak yang berminat untuk membeli menara milik indosat. Hanya saja perseroan belum memutuskan untuk menjual atau mencari cara lain untuk pembayaran hutang.
Perseroan berencana melunasi hutan sebesar Rp 4 triliun. Sebesar Rp 2,68 triliun dibayarkan dalam bentuk dolar AS. Sisanya dibayarkan dalam mata uang rupiah. Hutang ini jatuh tempo pada Juni 2013.
Perseroan juga berencana untuk melakukan penerbitan obligasi dalam rangka refinancing. Opsi lain yang juga sedang dikaji adalah dengan menjual saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Terkait saham TBIG Direktur Utama Indosat Alexander Rusli mengatakan sedang mempertimbangkan pilihan tersebut. Saat ini Indosat memiliki lima persen saham TBIG. "Kami sedang lakukan valuasi karena harganya terus naik," ujar Alex.
Perseroan telah menganggarkan dana belanja modal sebesar 800 juta dolar AS untuk tahun 2013. Belanja tersebut disisihkan untuk pengembangan dan ekspansi usaha perseroan.