REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemerintah Suriah merekrut tentara wanita untuk melakukan pemeriksaan keamanan terhadap wanita berjilbab di wilayah setempat. Tentara yang memakai seragam militer ditempatkan di pusat kota Homs.
Tentara itu dipersenjatai dan berdiri di pos pemeriksaan. "Mereka terlihat seperti predator dan memperlakukan setiap wanita yang lewat seolah-olah seperti budak atau orang Yahudi, " kata seorang penduduk Homs seperti dikutip Al-Arabiya, Rasha Senin (21/1).
Rasha menggambarkan perilaku agresif para tentara wanita tersebut.Dia melihat seorang wanita tua didorong di Dawar al-Muaslat di pusat Homs setelah memaksa wanita tersebut membuka jilbabnya.
Insiden tersebut mengingatkan pada kebijakan mendiang Presiden Hafez al-Assad dan saudaranya yang menjadi komandan militernya, Rifaat. Dia merekrut raturan perempuan untuk melakukan sejumlah operasi termasuk pembunuhan, penyiksaan, dan intimidasi terhadap perempuan bercadar.
Insiden paling terkenal selama Pembantaian Hama ketika rezim Suriah menewaskan 40 ribu orang dalam serangan udara dua pekan. Sebagian besar korban tewas adalah warga sipil.