REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepadatan penduduk dinilai sebagai salah satu penyebab banjir yang terjadi di Ibu Kota Jakarta.
Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sudibyo Alimoeso mengatakan ada beberapa fenomena yang menghubungkan antara kepadatan penduduk dan bencana alam termasuk banjir.
"Penduduk yang padat biasanya mengakibatkan rumah penduduk yang berhimpitan tanpa memikirkan resapan air tanahnya," kata Sudibyo Alimoeso di Jakarta, Senin (21/1).
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, lanjutnya, berkaitan dengan menjadi penyebab banjir. Karena hal itu berhubungan dengan ketersediaan lahan yang ada.
Tidak hanya itu, kepadatan penduduk cenderung berdampak pada permukiman yang tidak ramah lingkungan. "Rumah yg berhimpitan tanpa dipikirkan resapan air tanahnya tentu saja dapat menyebabkan banjir," kata dia.
Demikian juga dengan sulitnya lahan permukiman, menurut Sudibyo, mengakibatkan banyak penduduk di daerah perkotaan yang mengambil jalan pintas dengan mendiami rumah-rumah di bantaran sungai.
"Kesemuanya ini diperparah dengan adanya perilaku sebagian penduduk yang membuang sampah sembarangan, padahal selain merusak habitat lingkungan, membuang sampah sembarangan membuat pendangkalan sungai semakin cepat," katanya.
Sementara itu, infrastruktur yang dibangun seperti perkantoran dan lain sebagainya terkadang tanpa diikuti dengan upaya melestarikan lingkungan yang baik. "Ditambah lagi, taman kota sebagai paru-paru kota dan sekaligus daerah resapan air semakin berkurang," katanya.
Hal tersebut, kata dia, menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. Karena itu, di masa mendatang harus dilakukan beberapa upaya dalam menangani banjir.
Selain mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program KB, kata dia, harus dibuat sistem drainase yang menjadi tanggung jawab bersama baik oleh pemerintah pusat dan daerah maupun seluruh masyarakat.