REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Warga Jakarta masih percaya dengan kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan wakilnya Basuki T Purnama. Jokowi dan Basuki dianggap mampu merealisasikan program Jakarta Baru sesuai dengan janji mereka terutama dalam hal reformasi birokrasi agar pemerintahan berjalan bersih, transparan, dan profesional
Gaya turun ke lapangan, sidak ke kantor-kantor pelayanan publik, maupun upaya keterbukaan kepada publik bukanlah upaya pencitraan atau bahkan overacting dalam menjalankan roda pemerintahan yang dilakukan keduanya.
Berdasarkan survei yang dilakukan Kajian Seputar Kota (Kasta) pada 24 November 2012 hingga 10 Januari 2013 terhadap 748 responden yang diambil secara acak dari 44 kecamatan di lima wilayah kota dan 1 kabupaten administrasi di DKI Jakarta menunjukkan, 454 reponden atau 61 persen menyatakan Jokowi-Basuki bukanlah overacting dalam menjalankan program.
Direktur Eksekutif Kasta, Didi O Affandi mengatakan, blusukan dan gaya kepemimpinan pasangan Jokowi-Basuki merupakan gaya kepemimpinan yang memang murni memperhatikan rakyat di ibu kota dan bukan sekadar ajang mencari pencitraan belaka. “Hasil survei menunjukkan 420 responden atau 56 persen tidak percaya bahwa Jokowi-Basuki hanya mementingkan pencitraan. Artinya, sebagian besar responden menyambut positif langkah keduanya memimpin Jakarta,” ujar Didi.
Hal ini, kata Didi, ditambah, hasil survei yang menyebutkan bahwa persepsi responden sangat positif terhadap, misalnya, langkah Wakil Gubernur mengunggah video rapat dengan bawahannya di media sosial. Sekitar 505 responden atau 68 persen menyatakan setuju, 145 responden atau 19 persen menyatakan tidak setuju, dan hanya 98 responden atau 11 persen menjawab tidak tahu.
“Warga masih mengingat bahwa selama masa kampanye pemilihan kepala daerah 100 hari lalu, Jokowi-Basuki menyatakan bahwa mereka akan hanya berada di kantor selama satu jam saja dan sisanya meninjau proses pembangunan dan pelayanan publik di lapangan. 524 responden atau 70 persen percaya bahwa Jokowi-Basuki melaksanakan janji itu, hanya 160 responden atau 21 persen yang tidak sisanya 64 responden atau 9 persen menjawab tidak tahu,” kata Didi.
Terkait masalah banjir, sambung Didi, sebagian besar warga Jakarta yang disurvei menaruh harapan tinggi kepada Jokowi-Basuki untuk mampu menyelesaikan masalah banjir tahunan yang menimpa Kota Jakarta. Sebanyak 398 atau 53 persen warga yang disurvei mengaku, mereka percaya pemimpin mereka bisa membawa Jakarta Baru keluar dari persoalan banjir, sebanyak 240 warga atau 32 persen tidak percaya, sedangkan 110 warga atau 15 persen menjawab tidak tahu.
Sedangkan terhadap penyelesaian masalah transportasi di DKI Jakarta, 320 atau 44 persen warga DKI Jakarta berharap dan percaya Jokowi-Basuki bisa membatasi penggunaan kendaraan pribadi melalui sistem Electronic Road Pricing (ERP), sewa parkir yang tinggi, pengaturan kendaraan berdasarkan nomor polisi genap dan ganjil dan pengaturan jam kerja.