REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sebagian masyarakat Kota Banda Aceh dan Aceh Besar mengaku panik dengan gempa berkekuatan 6,0 pada skala Richter yang menguncang wilayah itu, Selasa, pukul 05.22 WIB.
Wahidi, warga gampong Lampoh Daya Kecamatan Jaya Baru mengatakan ia dan keluarganya meninggalkan rumah dan menjauh beberapa kilometer pascagempa karena khawatir terjadi tsunami seperti peristiwa delapan tahun silam.
"Sudah biasa, kalau gempanya kuat maka saya langsung meninggalkan rumah dan pergi menjauh beberapa kilometer, takut terjadi tsunami," kata dia menjelaskan.
Gampong (desa) Lampoh Daya dan desa sekitarnya yang berjarak sekitar tiga kilometer dengan pesisir pantai Ulee Lhue itu merupakan salah satu kawasan yang hancur diterjang tsunami 26 Desember 2004. Tsunami itu mengakibatkan lebih 200 ribu orang meninggal dunia di Aceh.
Haris, warga Gampong Cot Lamkuweh Kota Banda Aceh juga menyatakan sebagian masyarakat hanya berjaga-jaga seraya memonitor informasi terkait dengan gempa itu.
"Ada yang lari, namun ada juga warga yang memantau sambil berjaga-jaga di depan rumahnya pascagempa," katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa masyarakat terus memantau perkembangan gempa melalui radio komunikasi terutama terkait informasi tsunami.
"Kami baru tenang setelah adanya informasi menyebutkan gempa tadi tidak berpotensi tsunami," kata Haris menambahkan.
Selain itu, sirine perigatan dini tsunami yang dipasang di pesisir pantai juga tidak berbunyi pascagempa yang dirasakan kuat oleh warga Kota Banda Aceh.