Selasa 22 Jan 2013 10:10 WIB

Empat Alasan Nasdem Merugi

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Mansyur Faqih
Bendera Partai Nasdem.
Foto: partainasdem.org
Bendera Partai Nasdem.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mundurnya Hary Tanoesoedibjo dari Partai Nasdem disayangkan. Tak ayal, mundurnya taipan MNC Group tersebut diperkirakan akan merugikan Nasdem. 

"Perpecahan tersebut tentu sangat disayangkan. Mengingat partai ini adalah partai baru yang kelihatannya memiliki prospek," tutur pengamat politik dari FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Saleh P Daulay, Selasa (22/1).

Setidaknya, ada empat alasan yang menjadi kerugian partai baru tersebut. Pertama, katanya, persepsi dan tingkat kepercayaan masyarakat dinilai akan berkurang. 

Dengan kemunduran itu, maka perpecahan di internal partai menjadi mencuat dan menjadi konsumsi publik. "Apapun alasannya, konflik internal itu tidak baik di mata masyarakat."

Kedua, secara finansial, Nasdem akan mengalami gangguan. Selama ini, diketahui bahwa Hary menanamkan investasi yang tidak sedikit untuk membesarkan Nasdem. 

Ditambah dengan iklan yang banyak disiarkan di MNC Group. Dengan mundurnya Hary, apalagi akibat konflik, maka Nasdem akan kehilangan dukungan finansial dan iklan di media-media di bawah MNC. 

Padahal, kata Daulay lagi, iklan dan support finansial itu sangat penting dalam marketing politik sebuah partai dewasa ini. Dengan begitu, ketua dewan pembina Surya Paloh terpaksa harus mengoptimalkan media yang dipimpinnya untuk sosialisasi Nasdem ke depan.

Ketiga, citra partai akan berubah. Dari partai anak muda menjadi partai kebanyakan. Sebab, mundurnya Hary ikut membawa sejumlah kader muda untuk keluar secara bersama. "Slogan restorasi yang digaungkan selama ini seakan sirna akibat kemunduran Hary Tanoe cs," papar dia. 

Keempat, elektabilitas Nasdem diyakini akan turun. Ini karena kesibukan para pengurus partai untuk melakukan konsolidasi ulang. Apalagi, di wilayah dan daerah banyak yang berpihak pada Hary dan kelompok muda.

"Nasdem membutuhkan strategi baru untuk meyakinkan masyarakat agar tetap percaya dengan gagasan restorasi yang diusung," tutur Saleh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement