REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kementerian Perdagangan tidak menemukan bukti-bukti terkait beredarnya isu bakso daging babi yang beredar di pasar-pasar seputar Jakarta dan kota lainnya.
"Dari pengambilan sampel bakso yang dijual di delapan pasar di Jakarta, semuanya negatif dan tidak menunjukkan adanya daging babi yang terkandung," kata Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi.
Bayu mengatakan, delapan pasar tersebut adalah Pasar Rawamangun, Pasar Cempaka Putih, Pasar Senen, Pasar Pondok Labu, Pasar Atrium Pondok Gede, Pasar Cipete, dan Pasar Minggu.
"Pembuktiannya dengan melakukan tes DNA, selain Jakarta, kami juga melakukan pengambilan sampel di Bogor dan Bandung yang hasilnya sama-sama negatif," kata Bayu.
Beberapa pasar di Bogor antara lain, Pasar Anyar, Pasar Gunung Batu, dan Pasar Petir Dramaga, sementara di Bandung, Pasar Baru dan Pasar Ancol. "Kami telah melakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan sejak isu ini mulai beredar, dan memang prosesnya memakan waktu," kata dia.
Bukan hanya bakso yang diindikasi menggunakan daging babi, Kementerian Perdagangan juga melakukan pengambilan sampel untuk daging segar dan daging giling, yang hasilnya juga negatif.
"Hal ini kita lakukan karena harga daging sapi masih mahal dan untuk memastikan masyarakat mendapatkan daging yang diinginkan," tambah Bayu.
Bayu mengimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir atas isu yang beredar terkait dengan adanya bakso dan daging sapi yang dicampur dengan daging babi tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, isu mengenai peredaran daging babi yang dioplos dengan daging sapi kembali merebak setelah terbongkarnya sindikat pengoplos bakso daging babi di Cipete, Jakarta Selatan, dan sindikat serupa di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Hal tersebut membuat para pedagang bakso mengalami kerugian, dan juga meresahkan masyarakat.