REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Satuan Polisi Air Tasikmalaya melakukan penyelidikan kapal perahu yang diduga milik nelayan tenggelam di wilayah perairan laut, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Penyebabnya kenapa kami belum tahu karena kami tidak menemukan saksi untuk dimintai keterangan," kata Kepala Satuan Polisi Air Tasikmalaya, AKP Komarudin kepada wartawan, Selasa.
Keberadaan bangkai kapal itu pertama kali ditemukan oleh nelayan yang hendak melaut Senin (21/1) atau berada pada jarak sekitar 1 km dari bibir pantai.
Hasil pemeriksaan polisi bersama nelayan, kapal fiber yang diperkirakan berukuran 5 hingga 10 GT itu sudah tidak ada ABK-nya (Anak Buah Kapal) dan terdapat tulisan pada badan kapal "Losari". "Kapal itu bagian belakangnya rusak terus tenggelam, sedangkan depannya masih terapung," katanya.
Ia belum dapat memastikan kapal naas itu karena terhempas oleh angin kencang dan gelombang tinggi atau karena mengalami kecelakaan tabrakan dengan kapal nelayan lainnya.
Namun ia menduga kapal itu terdorong angin kencang dan gelombang laut yang tinggi kemudian terjadi benturan keras sehingga menyebabkan kapal rusak.
"Kemungkinan setelah tabrakan, ABK-nya ditolong oleh kapal lainnya, dan kapalnya sengaja ditinggalkan," kata Komarudin.
Sementara itu, kapal tersebut sengaja dibiarkan terapung-apung di tengah lautan karena petugas Polair dan Nelayan tidak mampu mengevakuasi ke bibir pantai, karena terkendala peralatan dan kapal yang lebih besar.