REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD -- Pihak berwenang Irak, Selasa (22/1), menyatakan telah membebaskan 888 tahanan dalam dua pekan untuk meredakan unjuk rasa di daerah-daerah negara itu.
Unjuk-unjuk rasa terjadi saat satu krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dengan beberapa mitra pemerintahnya persis beberapa bulan menjelang pemilu di provinsi-provinsi.
Para pemrotes menentang apa yang mereka sebut eksploitasi undang-undang anti-teror oleh pihak berwenang yang ditargetkan pada masyarakat minoritas dan menuntut pembebasan para tahanan yang menurut mereka ditahan secara tidak benar.
Wakil Perdana Menteri Hussein al-Shahristani dalam jumpa wartawan di Baghdad Selasa (22/1) mengatakan 888 tahanan telah dibebaskan sejak 7 Januari, dengan 1.041 tahanan akan dibebaskan dengan jaminan. Ia berjanji pembebasan itu akan dilanjutkan tiap hari.
Shahrustani mengatakan prioritas akan diberikan kepada para tahanan wanita apabila mereka memberikan uang jaminan.