Rabu 23 Jan 2013 05:20 WIB

Pengacara Pertanyakan Nazaruddin Dipenjara Tujuh Tahun

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Muhammad Nazaruddin.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Muhammad Nazaruddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa hukum Muhammad Nazaruddin, Junimart Girsang tampak kaget dengan Nazaruddin Dipenjara Tujuh Tahun">putusan kasasi majelis hakim yang diketuai Artidjo Alkostar.

Junimart mempertanyakan mengapa vonis kasasi memberatkan kliennya. Ia mengaku belum tahu putusan itu dan baru mendengarnya. “Belum bisa berkomentar banyak. Akan dipelajari dulu putusannya,” katanya ketika dihubungi Republika, Selasa (22/1).

Ia mengaku heran mengapa MA bisa menjatuhkan vonis lebih berat di tingkat kasasi. Junimart juga mempertanyakan mengapa tiga majelis kasasi kompak menjerat Nazaruddin dengan Pasal 12b yang telah tidak terbukti di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Meski begitu, pihaknya berjanji bakal mempelajari putusan itu kalau sudah mendapat salinan dari MA. “Kalau MA memperberat, kita akan evaluasi. Kok bisa? Semua dakwaan tidak terbukti,” tepisnya.

Junimart memastikan kliennya tidak menerima uang sebagaimana yang didakwakan JPU. “Siapa yang terima uang, siapa yang terima cek, Pak Nazar tidak tahu,” sanggahnya.

Sebelumnya, dalam dakwaan di Pengadilan Tipikor, menurut JPU Nazaruddin terbukti telah menerima hadiah atau janji agar melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.

JPU menyatakan, selain dituntut hukuman tujuh tahun penjara, Nazaruddin juga dikenai denda sebesar Rp 300 juta. JPU berargumen bawah Nazarudin menerima lima lembar cek senilai Rp 4,6 miliar dari Mohammad El Idris selaku manager marketing PT Duta Graha Indah (DGI). Karena telah mengupayakan PT DGI untuk mendapatkan proyek pembangunan wisma atlet di kompleks Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan. n erik purnama putra

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement