REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Seorang pekerja Malaysia tewas dalam krisis penyanderaan di Aljazair. Salah satu rekannya di kompleks minyak dan gas di gurun Afrika utara itu masih belum ditemukan. Demikian kata kementerian luar negeri Malaysia pada Rabu.
''Kementerian luar negeri Malaysia bekerja sama dengan operator fasilitas untuk menerbangkan jenazah pria yang diidentifikasi sebagai Chong Chung Ngen itu kembali ke Malaysia,'' katanya dalam sebuah
pernyataan.
Namun, Menteri Luar Negeri Anifah Aman mengatakan pemerintah prihatin atas kurangnya rincian dari pemerintah Aljazair dalam upaya menemukan pria yang hilang itu yang bernama Tan Wee Ping.
"Selain itu, pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh otoritas Aljazair tidak menyatakan rincian operasi penyelamatan serta daftar lengkap sandera yang hilang," katanya.
Dua warga Malaysia lainnya yang bekerja di pabrik itu telah dipindahkan ke Algiers dimana mereka sedang menunggu untuk diterbangkan ke negerinya. Sementara, salah satu dari rekan mereka telah mengajukan diri untuk tinggal dan membantu menemukan Tan.
Tiga puluh tujuh orang asing dari delapan negara yang berbeda dan Aljazair tewas dalam pengepungan oleh penyandera. Para penyandera menuntut pembebasan para tahanan gerilyawan dan mengakhiri intervensi Prancis di Mali.
Pemerintah Aljazair pada Selasa mencari lima orang asing yang masih hilang. Mereka juga mencoba mengidentifikasi tujuh mayat yang hangus pada beberapa hari setelah krisis berakhir.