REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan jumlah tentara setempat berlebihan sehingga sebanyak 5.300 tentaranya akan dirumahkan. Pengurangan jumlah tentara itu akan dilakukan hingga 2017.
Kementrian berencana mengurangi tentara reguler dari 102 ribu menjadi 82 ribu pada 2017. Pemecatan tentara dilakukan bertahap. Pada 2010 lalu, kementerian mengumumkan akan mengurangi tentara secara besar-besaran hingga menghemat 38 miliar poundsterling dalam anggaran pertahanan.
Tahap pertama pemecatan tentara dilakukan pada September 2011 dimana 2.860 dirumahkan. Sementara itu, tahap kedua akan merumahkan 3.760 tentara pada Juni 2012.
"Angkatan darat akan memilih personel dalam program itu dimana 5.300 tentara akan masuk dalam program pengurangan tahap ketiga," ungkap Menteri Pertahanan Inggris, Mark Francois dalam pernyataan tertulis seperti dikutip PressTV, Rabu (23/1).
Dia menambahkan pemecatan itu akan termasuk pekerja medis dan dokter gigi di angkatan laut dan angkatan udara. Sementara itu, Sekretaris Kementrian Pertahanan, Philip Hammoud mengatakan pemecatan tidak dapat dihindari. Hal itu untuk menyeimbangkan anggaran pertahanan.
Meski demikian, Sekretaris Serikat Pekerja Kementerian Pertahanan, Jim Murphy menuduh pemerintah berkoalisi membuat strategi buruk dengan mengumumkan pengurangan tentara. Padahal, Perdana Menteri David Cameron telah memperingatkan perlu adanya kewaspadaan pada teroris setelah kasus penyanderaan pekerja di Aljazair.