REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Kesehatan (Menkes) Inggris Anna Soubry baru saja mengeluarkan pernyataan yang dapat menyulut kontroversi. Ia mengklaim dapat mengetahui orang tidak mampu di jalanan karena biasanya mereka memiliki kelebihan berat badan.
Ia mengatakan budaya tidak sehat, seperti makan di depan televisi dan makanan cepat saji telah menggerus kehidupan berkeluarga. Dan itulah sebabnya banyak rumah tidak lagi memiliki meja makan.
Menurutnya saat ini, orang yang berbadan kurus belum tentu berasal dari keluarga tidak mampu. Berbicara dalam sebuah konferensi makanan dan minuman, ia memperingatkan para pengusaha di Inggris secara sukarela harus mengurangi jumlah lemak, gula dan garam dalam produk mereka.
Pasalnya, jika tidak Kementerian Kesehatan merasa perlu memaksa mereka melalui peraturan. Ia mengatakan sangat menyedihkan melihat warga yang paling miskin di negara itu menjadi orang yang paling berisiko menderita obesitas.
"Sepertiga anak-anak kita yang baru lulus SD menderita kelebihan berat badan atau obesitas," ujarnya seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (23/1).
Anak dari kalangan miskin cenderung kelebihan berat badan karena orangtua memberi makanan tidak sehat. Soubry mengatakan orangtua bertanggung jawab atas makanan di keluarga. Ia berpendapat seharusnya keluarga duduk bersama dan berbagi makanan di meja makan, bukan makan di depan televisi.
"Ini bukan berarti anda tidak boleh makan di depan televisi, tapi anak-anak butuh struktur dan rutinitas dalam hidupnya," kata dia.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan Inggris, anak dari keluarga miskin dua kali berisiko menderita obesitas dibandingkan anak dari kalangan mampu. Data dari pemerintah bulan lalu menunjukkan 24,3 persen anak berusia 11 tahun di Inggris mengalami obesitas. Pada anak dari kalangan mampu, angkanya 13,7 persen.
Soubry juga menyinggung ukuran roti sekarang ini setengah kali lebih besar dari zamannya dulu. Faktor ini juga mendukung anak-anak jadi obesitas.