Kamis 24 Jan 2013 07:29 WIB

Makan Janin Hewan, Apa Hukumnya?

Peternakan sapi di Arab Saudi.
Foto: saudiembassy.net
Peternakan sapi di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum wr wb

Ustaz, bagaimana hukumnya memakan embrio/janin sapi atau kambing yang ditemukan  ketika menyembelih induknya. Lalu, bagaimana apabila ditemukan janin sapi atau kambing yang sudah berwujud anak sapi, seperti kehamilan lebih dari satu bulan ketika menyembelih induknya?

Muwardi Anam Hs – Denpasar

Waalaikumussalam wr wb

Berkenaan dengan janin binatang ternak yang hidup ketika dikeluarkan dari perut induknya yang disembelih, para ulama sepakat, penyembelihan tersebut ditujukan untuk induknya bukan untuk janin. Karenanya, jika ingin memakan janin tersebut maka harus dilakukan penyembelihan terhadap janin.

Jika tidak disembelih lalu janin itu mati, ia adalah bangkai yang haram untuk dikonsumsi. Sesuai firman Allah SWT, “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS al-Maidah [5]: 3).

Sedangkan, jika janin binatang ternak itu mati ketika dikeluarkan dari perut induknya yang disembelih, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang kehalalannya untuk dikonsumsi. Imam Abu Hanifah berpendapat, janin itu tidak boleh dimakan kecuali jika ia keluar dalam keadaan hidup kemudian disembelih secara syar’i.

Imam Malik berpendapat, jika janin binatang ternak itu sudah berwujud dan sudah tumbuh bulunya maka boleh dimakan, sedangkan jika belum berwujud maka tidak boleh dimakan. Jumhur ulama, seperti Imam Syafii, Imam Ahmad, Abu Yusuf, dan Muhammad dari kalangan ulama Mazhab Hanafi berpendapat, jika janin itu keluar dari perut induknya yang disembelih secara syar’i dalam keadaan mati maka boleh dimakan karena penyembelihan terhadap induknya itu juga merupakan penyembelihan terhadap janin tersebut.

Hal itu sesuai dengan hadis Nabi Muhammad  SAW. Dari Abu Sa’id al-Khudri  ia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang janin (binatang ternak), beliau menjawab: Makanlah jika kalian mau.” Dalam riwayat lain, Musaddad meriwayatkan bahwa Abu Sa’id berkata, “Ya Rasulullah! Kami menyembelih unta, sapi, dan kambing, lalu kami menemukan janin di dalam perutnya. Apakah janin itu kami buang atau kami makan? Rasulullah SAW menjawab: Jika kalian mau, makanlah karena penyembelihan ibunya juga penyembelihan untuk janin tersebut.” (HR Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah, Ahmad, Daruquthni, dan Baihaqi).

Oleh karenanya, dibolehkan memakan janin binatang ternak yang keluar dalam keadaan mati dari perut induknya yang disembelih secara syar’i. Sebab, penyembelihan untuk induknya juga merupakan penyembelihan untuk janin tersebut. Sedangkan, jika janin itu keluar dalam keadaan hidup maka harus disembelih juga secara syar’i agar bisa dimakan, jika tidak, lalu mati maka ia adalah bangkai yang haram untuk dimakan.

Wallahu a’lam bish shawab.

Ustaz Bachtiar Nasir

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement