REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga korban banjir termasuk anak-anak di Penjaringan Jakarta Utara berebut makanan yang dibagikan dari kapal amfibi Marinir TNI-AL, bahkan ada yang terluka.
"Ini anak saya terjepit dan kena cakar waktu rebutan makanan," kata Yani yang menggandeng anaknya, M akbar (10)di Jakarta Utara, Kamis.
Yani mengatakan hal tersebut sambil memperlihatkan luka cakar di punggung M Akbar yang hanya terdiam, di tangan kirinya memegang plastik transparan berisi wafer, air mineral dan roti.
Yani mengaku terpaksa berebutan makanan karena selama ini ia tidak mendapat bantuan, padahal ia juga menjadi korban banjir.
Menurut Yani, karena tidak mengungsi maka ia tidak mendapatkan bantuan. Selama banjir merendam wilayah Penjaringan, Yani bersama keluarga hanya bertahan di rumah.
"Sekolah penuh, jadi tetap di rumah saja. Rumah juga mau rubuh karena banjir kemarin," tambah Yani. Sebagian warga korban banjir mengungsi ke sekolah-sekolah di kawasan tersebut.
Hingga hari ke tujuh ditetapkan Jakarta darurat banjir, sebagian kawasan Penjaringan Jakarta Utara masih terendam banjir dengan ketinggian bervariasi antara 10-15 cm.
Warga juga masih mengungsi karena rumah mereka masih terendam banjir. Salah satunya di jalan depan Polsek Penjaringan di tutup karena menjadi lokasi pengungsian.
Kapal amfibi milik Marinir berkeliling di jalan membagikan makanan kepada korban banjir berupa nasi bungkus, roti, air mineral maupun kebutuhan lainnya.
Bantuan tersebut yang diperebutkan warga karena mereka beralasan tidak mendapat bantuan dari posko.