Kamis 24 Jan 2013 13:20 WIB

Australia Temukan Cadangan 'Emas Hitam' Senilai 21 Triliun Dolar AS

Rep: Antara/ Red: Nidia Zuraya
Pengeboran sumur minyak bumi
Foto: Antara
Pengeboran sumur minyak bumi

REPUBLIKA.CO.ID,  SIDNEY -- Perusahaan sumber daya mineral Australian Linc Energy mengatakan, pihaknya telah menemukan deposit minyak bumi yang sangat besar di pedalaman yang luas pada Kamis (24/1). Cadangan tersebut diperkirakan senilai 20 trilliun dolar Australia atau setara dengan 21 triliun dolar AS.

Linc mengatakan dua tinjauan independen dari tiga deposito di cekungan Arckaringa Australia Tengah, memperkirakan terdapat sampai dengan 233 miliar barel minyak terkandung dalam batuannya. Namun, para pejabat Pemerintahan Negara Bagian  Australia Selatan memperingatkan bahwa terlalu dini untuk mengatakan apakah minyak tersebut dapat menjadikan suatu keuntungan.

"Analisis yang disajikan dalam laporan menunjukkan bahwa keberadaan Stuart Range dan Boorthanna serta formasi Pra-Permian yang kaya minyak dan rawan gas kerogen yang mungkin dapat membentuk dasar dari peran serpih minyak yang kaya akan cairan baru," kata Linc dalam sebuah pernyataan kepada bursa efek Australia.

Linc mengatakan telah menunjuk Bank Barclays untuk menemukan mitra usaha patungan dengan keahlian serpih minyak untuk membantu mengembangkan deposit yang digambarkan sebagai kelas dunia dan sebanding dengan proyek di AS yakni Bakken dan Ford Eagle.

Tom Koutsantonis, Menteri Pertambangan negara bagian Australia Selatan, di mana merupakan lokasi deposit tersebut mengatakan jumlah itu cukup untuk menjadikan Australia sebagai eksportir murni. Menurut data Biro Ekonomi Sumber Daya Mineral Australia, saat ini cadangan minyak mentah, termasuk kondensat dan gas menyumbang enam persen dari total produksi energi Negeri Kangguru tersebut.

Biro Ekonomi Sumber Daya Mineral Australia juga memperkirakan bahwa impor minyak Australia akan meningkat 2,1 persen rata-rata per tahun dalam dekade hingga 2050.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement