REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Berbagai situs cagar budaya pada zaman Belanda ditemukan di area sekitar rumah dinas dan gedung balai kota Surabaya.
Beberapa situs yang ditemukan tersebut di antaranya bangunan yang berbentuk bendungan dengan kolam renang atau kanal air di pekarangan rumah dinas Wali Kota Surabaya dan sebuah terowongan di bawah gedung Balai Kota Surabaya.
Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Surabaya, Wiwik Widyanti mengatakan, untuk memastikan situs bersejarah itu tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya sudah melakukan penggalian lebih jauh untuk memastikan keberadaan situs yang masuk cagar budaya tersebut.
"Tim sudah bekerja sejak akhir Desember lalu, saat ini riset dan penggalian masih dilakukan," ujarnya, Kamis (24/1).
Wiwik menambahkan, dari beberapa temuan sementara situs di halaman rumah dinas Wali Kota adalah sebuah kolam bendungan yang berada di kedalaman 1,5 meter. Menurut dia, situs di halaman rumah dinas Wali Kota itu bisa jadi berupa bendungan, pintu air atau bahkan kolam renang dengan ukuran sekitar 10x8 meter yang dibangun sekitar tahun 1925-1930.
Untuk memastikan hal ini, tim saat ini terus melakukan proses penggalian diseputaran halaman rumah dinas Wali Kota Surabaya itu. Dalam proses penggalian, kata Wiwik, tim juga menemukan aneka keramik yang kemungkinan dari zaman dinasti Ching abad 18 serta besi berbentuk tongkat bisbol.
Sedangkan terowongan di bawah Balai Kota adalah saluran air dan bukanlah ruang bungker bawah tanah seperti yang diduga selama ini. Wiwik menduga temuan di bawah gedung Balai Kota ini mungkin saja menghubungkan situs yang ada di halaman rumah dinas Wali Kota, mengingat lokasi rumah dinas dan gedung Balai Kota hanya berjarak 100 meter.
wiwik menjelaskan gedung Balai Kota dan rumah dinas Wali Kota memang sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya, karena bangunan hasil peninggalan Belanda. Ini mengindikasikan temuan situs ini juga ada kaitannya dengan fungsi kedua bangunan pada masanya.
Arkeolog sekaligus Kepala Kelompok Kerja Dokumentasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur, Ni Ketut Wardhani mengatakan, untuk lorong bawah tanah di bawah Gedung Balai Kota, bisa jadi adalah sebuah saluran air. "Pengamatan sementara situs ini mirip saluran air, bukan seperti bungker atau terowongan," kata Ninis.
situs Lorong itu, kata dia, berada tepat di bawah Gedung Balai Kota dan memanjang mengarah ke sisi selatan. Untuk menuju ke Lorong itu, kata dia, setidaknya bisa dilakukan dengan keluar dari loby Balai Kota sisi belakang dan tepat di samping pintu keluar ada tangga kebawah menuju lorong itu. Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya sendiri baru akan melakukan penelitian di lorong ini jika proses penelitian terhadap bangunan menyerupai bendungan atau kolam di depan Gedung Rumah Dinas Wali Kota Surabaya telah selesai.